PARBOABOA, Medan - Gerhana matahari hybrid atau hibrida di Kota Medan, Sumatra Utara hanya terlihat sekitar tiga persen.
Kepala Observatorium Ilmu Falak dari Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (OIF UMSU), Arwin menjelaskan, gerhana matahari hibrida itu terlihat sekitar pukul 10.00 hingga 11.00 WIB.
"Gerhana yang sekarang terjadi di Kota Medan ini disebut juga dengan gerhana hybrid yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Untuk Medan sendiri kita hanya mendapat 3 persen saja dari gerhana matahari ini," katanya, Kamis (20/4/2023).
Aswin melanjutkan, penampakan yang hanya tiga persen ini telah cukup mewakili gerhana matahari hybrid. Artinya, dari pantauan IOF UMSU, gerhana terlihat jelas meski hanya 3 persen.
“Beberapa menit tadi sempat bisa menyaksikan dengan jelas gerhana mataharinya, meskipun cuaca di Kota Medan tidak begitu mendukung” jelasnya lagi.
Arwin menyebut, puncak gerhana matahari hybrid ini lebih banyak terlihat di wilayah timur Indonesia. Bahkan di Aceh, gerhana matahari tidak terlihat, karena tidak masuk dalam lintasan gerhana.
Menyikapi fenomena alam ini, Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara kemudian melaksanakan salat berjamaah sebagai wujud syukur melihat gerhana matahari hybrid ini.
Sementara, Tim peneliti OIF UMSU, Muhammad Hidayat mengatakan, fenomena gerhana matahari hybrid jarang terjadi di Bumi. Kalaupun terjadi, tidak semua wilayah dapat terlihat gerhana ini, hanya wilayah yang dilintasinya saja. Waktunya terlihatnya bisa setiap 10 tahun sekali. Sehingga ketika melintasi Indonesia, bisa melihat fenomena itu merupakan sebuah anugerah.
"Gerhana matahari terjadi 10 tahun sekali, tidak semua terkena dari lintasan gerhana ini,” pungkasnya.