PARBOABOA, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan terjadi aktivitas vulkanik erupsi di Gunung Api Semeru, Jawa Timur yang berupa lontaran abu setinggi 500 dan 600 meter di atas puncak gunung Minggu (29/01/2023).
Adapun erupsi yang pertama terekam seismogram pada pukul 06.02 WIB dengan amplitudo maksimum 21 mm, dan durasi sementara lebih kurang 1 menit 31 detik, serta kolom abu yang berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut.
“Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Minggu, 29 Januari 2023, pukul 06:02 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut),” kata anggota PVMBG, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/01/2023).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 91 detik,” sambungnya.
Sementara itu, untuk erupsi kedua terjadi pada pukul 06.39 WIB dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi sementara 1 menit 20 detik, serta kolom abu yang berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut.
“Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Minggu, 29 Januari 2023, pukul 06:39 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 600 m di atas puncak (± 4276 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 80 detik,” lanjutnya.
Pihak PVMBG kemudian merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dengan radius 13 kilometer dari puncak gunung. Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
“Berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” tutur Sigit.
Kemudian, Mukdas merekomendasikan warga agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat sekitar juga diimbau untuk mewaspadai akan adanya potensi awan panas guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai serta anak sungai Besuk Kobokan.
“Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya.