PARBOABOA, Pematang Siantar - Genangan air setinggi mata kaki di beberapa ruas Jalan Cokro, Jalan Sutomo, Jalan Sudirman, Jalan H Adam Malik dan sekitar rumah sakit Vita Insani masih terjadi saat hujan deras melanda Kota Pematang Siantar.
Kawasan ini masuk dalam drainase induk, di mana pada 2021 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghabiskan Rp496 juta untuk pengerjaan proyek parit di sekitar jalan tersebut lewat sistem tender. (Data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pematang Siantar).
Salah satu pedagang di simpang Jalan Cokro dan Jalan Sutomo, Robert Manurung mengatakan, dia sudah berjualan di kawasan tersebut sejak 1980, namun air dari drainase tetap meluap dan menggenangi jalan raya saat hujan deras melanda.
“Lihat lah itu lubang drainase nya, saat hujan deras dan air mulai tergenang, saya sesekali lihat lubang pembuangan siapa tahu ada tersumbat. Teman-teman lain juga melakukan itu,” jelasnya, Jumat, (04/11).
Robert menyebut, di dalam drainase terkadang banyak sampah plastik, botol air mineral, punting rokok hingga pembungkus makanan.
“Kalau curah hujan tinggi tergenang lah itu,” ucapnya.
Pedagang lain di Jalan Sutomo, Putri Hasannah menjelaskan, di daerah ini biasanya tidak sampai tergenang saat hujan deras tiba, namun luapan air dari drainase mengalir ke daerah dataran rendah hingga ke simpang Jalan Surabaya dan Pasar Horas.
"Saya baru dua tahun di sini, lubang drainasenya tertutup," ucap Putri.
Tim Parboaboa bergeser ke kawasan Pasar Horas, Evi, masyarakat setempat mengatakan, di daerah ini genangan selalu ada saat hujan deras melanda. "Bagaimana tidak tergenang, lubang airnya pun sekecil ini, sementara air yang tergenang itu bukan sedikit," ucap Evi. Evi berharap agar permasalahan air yang tergenang bisa cepat diatasi oleh pemerintah.
"Soalnya ini musim hujan. Kalau dibiarkan nantinya susah kami yang berjualan ini," harapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dedy Setiawan mengatakan, genangan air di sekitar jalan induk Kota Pematang Siantar disebabkan tertutupnya lubang pembuangan dari masyarakat yang berdagang sehingga menyumbat saluran pembuangan (drainase).
"Sudah kami selidiki, selain karena curah hujan yang tinggi, penyebab tergenangnya air di jalan kota adalah karena ditutup oleh masyarakat yang berdagang dan ada aliran yang tersumbat," jelas Dedy.
Dedy menjelaskan, drainase induk Kota Pematang Siantar masih tahap pengerjaan. Sementara upaya yang dilakukan untuk mengatasi genangan air dengan mengaplikasikan main hole dan sodetan.
Nantinya, kata Dedy, main hole akan dibuat di beberapa titik sekitar jalan protokol kota Pematang Siantar.
"Kami akan buat di beberapa titik seperti di depan toko Ganda Jl. Merdeka, di Taman Merdeka Jl. Sutomo, di simpang Jl. Cokro dan sebagian lagi masih kami survei," ucapnya.
Ia juga mengatakan dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan air yang tergenang akan surut dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya.
"Sebelumnya untuk menunggu redanya genangan air bisa sampai berjam-jam, mudah-mudahan dengan metode seperti ini, air akan surut lebih cepat kira kira setengah jam," ucap Dedy.
Ketika ditanya tim Parboaboa mengenai aliran pembuangan drainase, Dedy menjelaskan ada dua aliran pembuangan untuk sistem drainase induk kota Pematang Siantar. Di mana sekitar Jalan Merdeka diarahkan langsung ke drainase Jalan Patimura dan Jalan Sutomo diarahkan ke belakang Ramayana Siantar yaitu sungai Bah Bolon.
Dedy menyebut, harapannya pengerjaan drainase induk Kota Pematang Siantar selesai di 2022. Pihaknya akan bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja ((Satpol PP) dan Dinas Perhubungan untuk menertibkan masyarakat yang berjualan.
"Kami akan bekerja sama dengan Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk menertibkan masyarakat yang menutup lubang pembuangan air demi penjualannya," tegasnya.