Kerusuhan Bangladesh dan Harapan Baru pada Kekuasaan Militer

Pemerintahan Banglades diambil oleh militer setelah Sheik Hasina mengundurkan diri. (Foto: X/DeelepRoy1992)

PARBOABOA, Jakarta - Kerusuhan massa kembali terjadi di Bangladesh pada Minggu (4/8/2024), ketika mahasiswa melakukan unjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Insiden ini telah menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka. Untuk mengendalikan situasi, polisi membubarkan puluhan ribu demonstran dengan gas air mata dan peluru karet. 

Demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa telah berlangsung sejak Juli dan mengakibatkan lebih dari 300 orang tewas. Puncaknya, pada Senin (5/8/2024) Sheikh Hasina mundur setelah 20 tahun memimpin.

Dalam aspirasinya, mahasiswa memprotes kuota 30 persen pegawai negeri untuk keluarga veteran perang 1971. Mahasiswa menganggap kebijakan ini menguntungkan pendukung partai berkuasa, Liga Awami yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hasina.

Sebenarnya perekrutan PNS di Bangladesh sempat menggunakan sistem berbasis prestasi sejak tahun 2018. Namun, setelahnya Hasina kembali menerapkan sistem perekrutan yang memprioritaskan veteran perang. Hal inilah yang memantik kemarahan mahasiswa.

Selanjutya protes berkembang melampaui isu kuota yang melibatkan berbagai kalangan termasuk artis dan produsen garmen. Kampanye media sosial dan lagu-lagu rap menambah tekanan pada Hasina untuk mundur. 

CNN melaporkan, Kerusuhan tidak hanya diwarnai bentrokan dengan polisi, tetapi juga dengan pendukung pemerintah.

Melarikan diri ke India

Setelah mengundurkan diri, Sheikh Hasina meninggalkan kediaman resminya yang megah di Ganabhaban, Bangladesh. Menurut laporan media, wanita berusia 76 tahun itu diterbangkan ke India dengan helikopter militer bersama saudara perempuannya.

Hasina baru saja memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut pada Januari tahun ini, dalam pemilihan yang diboikot oleh Partai Nasionalis Bangladesh, oposisi utama yang dipimpin oleh rival lamanya, Begum Khaleda Zia. 

Hasina telah berkuasa sejak 2009 setelah memenangkan perebutan kekuasaan selama puluhan tahun dengan Zia. Kedua pemimpin ini mewarisi gerakan politik dari ayah dan sang suami.

Hasina merupakan putri Mujib, sementara Zia mewarisi peran politik suaminya, Ziaur Rahman yang mengambil alih kekuasaan setelah kematian Mujib karena dibunuh pada 1981.

Tarique Rahman, putra tertua Zia sekaligus ketua partai oposisi mengatakan, pengunduran diri Hasina membuktikan kekuatan rakyat.

Melalui akun X miliknya, ia menulis, "mari kita bangun kembali Bangladesh menjadi negara yang demokratis dan maju, di mana hak dan kebebasan semua orang dilindungi."

Setelah pengunduran diri Hasina, Angkatan Darat Bangladesh mengambil alih kendali pemerintahan. Jenderal Waker-Uz-Zaman, Kepala Angkatan Darat Bangladesh menyatakan bahwa militer akan membentuk pemerintahan sementara dan meminta para pengunjuk rasa untuk mengakhiri aksinya. 

"Saya berjanji dan bertanggung jawab penuh untuk melindungi nyawa dan harta benda Anda," kata Waker-Uz-Zaman.

Ia berkata kepada demonstran: tuntutan Anda akan dipenuhi. Mohon dukungan Anda dan hentikan kekerasan. Jika kita bekerja sama, kita bisa menemukan solusi yang tepat. 

"Kekerasan tidak akan membawa hasil apa-apa," ujarnya. 

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS