PARBOABOA, Tebing Tinggi - Harga beberapa jenis sayuran di pasar tradisional Kota Tebing Tinggi mengalami kenaikan. Hal itu disinyalir lantaran cuaca buruk yang berpengaruh terhadap pasokan.
Salah seorang distributor sayur di Pasar Gambir Kota Tebing Tinggi, Uli (22) mengatakan, harga kentang yang sebelumnya Rp10 ribu, kini menjadi Rp14 ribu per kilogram (kg). Sementara Wortel yang sebelumnya Rp6 ribu, menjadi Rp8 ribu per kg.
“Lalu buncis yang sebelumnya Rp8 ribu, kini menjadi Rp12 ribu per kg, terong yang sebelumnya Rp6 ribu, kini menjadi Rp8 ribu per kg. Dan jeruk nipis yang sebelumnya Rp10 ribu, kini menjadi Rp20 ribu per kg, ” katanya saat ditemui Parboaboa, Sabtu(25/03/2023).
Uli menyebut, kenaikan yang paling tinggi terjadi pada harga cabai caplak. Di mana sebelumnya Rp40 ribu per kg, kini menjadi Rp60 ribu per kg.
“Kalau cabai caplak naiknya memang sudah sejak dua minggu yang lalu itu. Tapi kalau kentang, wortel, buncis, dan yang lainnya itu uda dari seminggu yang lalu,” sebutnya.
Ia menjelaskan, kenaikan harga terjadi karena cuaca buruk, di mana musim hujan terus melanda wilayah-wilayah penghasil sayuran.
“Kemarin kan musim hujan, jadi mungkin bibitnya itu tidak tumbuh. Lama-lama kan barangnya jadi sedikit. Karena barangnya tadi sedikit, makanya naik harganya. Dan kalau untuk barangnya sendiri, kami mengambil dari Berastagi, Medan, dan Siantar,” jelasnya.
Selain cuaca buruk, kenaikan harga komoditas pangan juga dipengaruhi oleh masuknya bulan Ramadan.
“Memang sudah tradisi juga kalau pas bulan puasa harga-harga naik,” pungkasnya.
Terkait cuaca buruk, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Christine A Matondang membenarkan bahwasanya daerah-daerah penghasil sayuran seperti Berastagi sering dilanda hujan dalam sepekan terakhir.
“Selama sepekan terakhir memang intesitas curah hujan cukup signifikan dalam artian memang sering terjadi hujan di wilayah-wilayah tersebut. Hanya saja hujan yang sering terjadi bukan lah hujan yang merata se Sumatra Utara (Sumut). Tapi lebih ke bersifat lokal, yakni hanya di wilayah-wilayah tertentu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini sedang terjadi peralihan dari musim kering pertama, menuju musim hujan.
“Dan nanti pun pada April 2023, intesitas curah hujan diprediksi semakin meningkat dibandingkan bulan ini,” tukasnya.