Ikan Pora-Pora Terancam Punah, Danau Toba Kehilangan Ikon Ekologinya

Ikan Pora-pora adalah ikan endemik di danau Toba. (Foto: Dok. Steemit)

PARBOABOA, Jakarta – Populasi ikan pora-pora, spesies endemik kebanggaan Danau Toba, kini berada di ambang kepunahan.

Penurunan hingga 80 persen dalam beberapa tahun terakhir membuat pemerintah daerah, peneliti, dan masyarakat harus bahu membahu mencari solusi demi menyelamatkan ikan kecil yang berperan besar bagi ekosistem dan ekonomi warga sekitar danau terbesar di Asia Tenggara ini.

Diketahui, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, populasi ikan pora-pora—atau dikenal juga dengan nama ikan bilih—di Danau Toba terus menurun secara signifikan.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara, Longgos Pandiangan mengungkapkan bahwa jumlah ikan khas perairan dingin tersebut telah berkurang hingga 80 persen.

Kondisi ini, menurutnya, sudah berada di tingkat waspada menuju kepunahan, sehingga perlu langkah cepat dan terukur untuk mencegah hilangnya spesies ini dari Danau Toba.

Longgos menegaskan bahwa penyelamatan ikan pora-pora tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan memerlukan peran aktif para nelayan di kawasan perairan Danau Toba.

Ia mengimbau agar nelayan menahan diri dari praktik penangkapan berlebihan, terutama di kawasan muara sungai yang menjadi lokasi utama ikan pora-pora bertelur.

“Jika ingin menyelamatkan pora-pora dari ancaman kepunahan, maka aktivitas penangkapan harus dikendalikan. Wilayah muara sungai adalah habitat penting bagi proses perkembangbiakan mereka. Jangan ada penangkapan di sana,” ujarnya pekan lalu.

Selain penangkapan yang berlebihan, keberadaan ikan pemangsa seperti ikan kaca-kaca (ikan perak-perak) juga memperparah penurunan populasi.

Ikan predator ini memangsa telur dan larva pora-pora, menyebabkan regenerasi alami spesies tersebut semakin terhambat.

Ancaman terhadap ikan pora-pora ternyata tidak hanya menjadi perhatian lokal. Fenomena ini juga menarik perhatian nasional, termasuk dari kalangan akademisi dan tokoh perikanan.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Megawati Soekarnoputri, Rokhmin Dahuri, baru-baru ini memimpin penelitian ilmiah mengenai penyusutan populasi pora-pora di Danau Toba.

Sampel ikan pora-pora dan ikan kaca-kaca telah diambil dari perairan danau dan saat ini sedang diteliti di laboratorium di Jakarta untuk mengidentifikasi penyebab pasti penurunan populasi serta mencari strategi pelestarian paling efektif.

“Menyelamatkan populasi pora-pora merupakan tanggung jawab bersama. Kami berharap masyarakat, khususnya para nelayan, bisa mengendalikan diri agar populasi ikan ini bisa pulih kembali,” ujar Longgo.

Sekilas Tentang Ikan Pora-Pora

Ikan pora-pora (Mystacoleucus padangensis) merupakan ikan air tawar endemik yang hidup di perairan Danau Toba dan beberapa danau besar di Sumatera.

Ukurannya kecil—sekitar 7–12 cm—namun memiliki nilai ekologis dan ekonomi yang tinggi.

Ikan ini menjadi bagian penting dari rantai makanan alami di Danau Toba dan juga menjadi sumber protein bagi masyarakat sekitar.

Secara biologis, pora-pora berkembang biak di muara sungai dan perairan dangkal dengan dasar berpasir atau berlumpur.

Siklus hidupnya yang bergantung pada kondisi ekosistem yang stabil membuat spesies ini sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, pencemaran, dan penangkapan berlebihan.

Bila tidak ada langkah konservasi serius, Danau Toba bisa kehilangan salah satu spesies ikoniknya.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS