PARBOABOA - Sekelompok ilmuwan dari Northwestern University sukses menciptakan robot kendali jarak jauh terkecil di dunia yang mampu berjalan.
Bentuknya seperti kepiting kecil, lebarnya hanya setengah milimeter dan bisa muat di dalam tepi koin.
Secara spesifik, robot terkecil di dunia ini bisa berjalan, merangkak, membungkuk, menggeliat bahkan melompat.
Menurut pemimpin penelitian Yonggang Huang, si robot dapat berjalan dengan kecepatan rata-rata setengah panjang tubuhnya per detik.
Cara bergeraknya bisa dibilang merupakan aspek robot yang paling menarik. Alih-alih mengandalkan elektronik kecil, para peneliti menggunakan bahan paduan khusus yang dapat berubah bentuk saat dipanaskan.
Robot berbentuk kepiting dengan ukuran yang sangat kecil ini, memiliki delapan kaki, dan bisa berjalan menyamping seperti kepiting asli, berkat bahan yang dikembangkan secara khusus. Teknologi ini, bekerja dengan membangun kaki seperti bentuk aslinya.
Saat dipanaskan dengan laser, kaki berubah bentuk, memungkinkan terjadinya gerakan. Jika gerakan itu terus diulangi, maka robot akan berjalan.
Laser secara efektif mengontrol bagaimana robot bergerak. Pada bahan dan kekuatan laser tertentu, beberapa desain robot bahkan dimungkinkan untuk bisa melompat.
Namun, robot kepiting ini cuma bisa bergerak secara lambat. Tidak dijelaskan apakah ia bakal dibentuk agar pergerakannya menjadi lebih cepat.
Bagaimanapun, teknologi semacam ini adalah salah satu cara robot kecil dapat bergerak dan sangat populer di dunia robot nano.
Diyakini, pada akhirnya robot kepiting nano ini akan dapat beroperasi di tempat yang biasanya tidak dapat diakses, termasuk tubuh manusia.
Kedepannya, robot nano semacam ini bakal melakukan tugas medis, seperti melakukan operasi dengan cara yang sepenuhnya non-invasif.
Kemudian, diharapkan dapat menghancurkan tumor atau memperbaiki kerusakan jaringan pada tubuh manusia.
Saat ini, penelitian soal robot ukuran mikro masih dalam tahap eksplorasi. Namun para peneliti percaya, teknologi tersebut dapat membantu tugas praktis di dalam ruang kecil yang sangat rapat.
Selain robot kepiting, para peneliti juga mengembangkan robot mikro lainnya yang menyerupai cacing, jangkrik, dan kumbang.
"Robotika adalah bidang penelitian yang menarik, dan pengembangan robot skala mikro adalah topik yang menyenangkan untuk eksplorasi akademis," kata John A. Rogers, yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Science Daily.
Rogers mengatakan mungkin sebagian orang membayangkan robot mikro sebagai agen untuk memperbaiki atau merakit struktur atau mesin kecil di industri, hingga untuk membersihkan arteri yang tersumbat. Namun robot mikro bisa dikembangkan dengan banyak fungsi.
"Teknologi kami memungkinkan berbagai modalitas gerak terkontrol dan dapat berjalan dengan kecepatan rata-rata setengah panjang tubuhnya per detik," tambah Yonggang Huang selaku pemimpin dalam hal teori di riset ini.
Dalam pembuatan robot ini, para ahli terinspirasi dari buku timbul (pop-up book). Teknik tersebut diperkenalkan Rogers dan Huang delapan tahun lalu dan terinspirasi dari pop-up book anak-anak.
Soal alasan memilih bentuk kepiting, Rogers mengaku sebetulnya ia dan tim bisa memilih bentuk apa pun.
"Dengan teknik perakitan dan material konsep seperti ini, kami bisa membuat robot dalam beragam ukuran atau bentuk tiga dimensi. Tetapi para mahasiswa terinspirasi cara bergerak kepiting yang menyamping," ujarnya.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, robot kepiting kecil membawa kita selangkah lebih dekat ke robot medis yang mampu membersihkan arteri yang tersumbat dari dalam, atau untuk menemukan dan menghancurkan tumor kanker di dalam tubuh.
Namun, itu benar-benar hanya langkah kecil ke arah yang benar, seperti yang dikatakan Rogers bahwa robot itu sendiri tidak cocok untuk digunakan di dalam tubuh.
Robot berukuran setengah milimeter ini dapat menginspirasi desain yang mampu bertindak sebagai bot perbaikan mini, memperbaiki mesin yang rusak dan lain-lain.