PARBOABOA, Medan – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Indonesia akan menjadi salah satu negara yang akan dilanda gerhana matahari hibrid dengan bentuk seperti cincin pada 20 April 2023 (H-2 Idulfitri).
Kepala Bidang Data BMKG Wilayah I Medan, Eridawati menjelaskan, gerhana matahari hibrid terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Pada momen ini piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dibanding matahari.
"Dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari. Hal tersebut mengakibatkan matahari akan terlihat seperti cincin,” jelasnya, Rabu (29/03/2023).
Eridawati menerangkan, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Pada tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan.
"Sehingga gerhana matahari hibrid terdiri dari dua tipe, yakni seperti cincin dan gerhana matahari total,” ucapnya.
Lanjut lagi, disebutkannya, di antara wilayah yang akan mendapati gerhana matahari hibrid, yaitu Antartika, Samudera Hindia, daratan Selatan Antartika, sebagian besar wilayah Australia, sebagian besar wilayah Indonesia kecuali sebagian utara dan Aceh, sebagian wilayah Selandia Baru, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sebagian wilayah Thailand Selatan.
Wilayah lainnya Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Salomon, Fiji, Vanuatu Selatan, sebagian wilayah Polinesia, sebagian wilayah Kamboja Selatan, sebagian wilayah Vietnam Selatan, sebagian kecil China Selatan, Hongkong, Taiwan, kemudian sebagian wilayah Jepang Selatan, sebagian wilayah Hawai, serta Samudera Pasifik berupa gerhana matahari sebagian.
Eridawati menerangkan, untuk wilayah Indonesia tidak seluruhnya mengalami gerhana matahari hibrid, bahkan sebagian wilayah utara Aceh tidak mengalami gerhana.
Disebutkannya, untuk wilayah yang mengalami gerhana matahari total, yaitu Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan daerah ainnya akan mengalami gerhana matahari sebagian.
"Gerhana matahari yang melewati Indonesia adalah gerhana matahari total dan gerhana matahari sebagian," katanya,
Kata Eridawati, durasi (lamanya) gerhana matahari hibrid bervariasi. Gerhana terlama di Indonesia akan terjadi di Tiakur, Maluku, yakni 3 jam 10 menit 32 detik. Wilayah Biak, Papua, berdurasi 1 menit 1,9 detik.
Diimbuhkan Eridawati lagi, wilayah di Indonesia yang akan mengalami gerhana matahari hibrid paling awal yakni Parigi, Jawa Barat, pukul 09.25 WIB. Meureudu, Aceh jadi wilayah dengan waktu paling akhir gerhana terjadi, yakni pukul 10.43 WIB.
Eridawati menjelaskan lagi, untuk puncak gerhana waktunya juga berbeda-beda. Daerah di Indonesia yang akan mengalami waktu puncak gerhana paling awal di Tua Pejat, Sumatra Barat, pukul 10.40 WIB dan untuk daerah yang paling akhir puncak gerhananya adalah Jayapura, Papua, pukul 14.04 WIT.
Untuk diketahui, BMKG memprediksi gerhana matahari hibrid akan kembali terjadi di Indonesia pada 25 November 2049 yang melintasi wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Pada 2023 ini diprediksi akan ada beberapa gerhana yang akan terjadi, di antaranya gerhana bulan penumbra pada 5–6 Mei terjadi di Indonesia, gerhana matahari cincin tanggal 14 Oktober tidak terjadi di Indonesia, dan gerhana bulan sebagian pada 29 Oktober terjadi di Indonesia.