parboaboa

Jejak IOM dan UNHCR Urus Pengungsi dan Imigran di Medan

Tiara | Daerah | 23-12-2023

Gedung tempat hunian pengungsi dan imigran di Jalan Pembangunan, Padang Bulan, Gang Rezeki Kota Medan. Jejak IOM dan UNHCR urus pengungsi dan imigran di Medan. (Foto: PARBOABOA/Tiara)

PARBOABOA, Medan-Warga seputaran Jalan Pembangunan, Padang Bulan, Gang Rezeki Kota Medan. Jemarinya akan menunjuk ke dua gedung berlantai dua dan tiga itu.

Tempat hunian para pengungsi dan imigran asal beragam negara. Semisal, asal Afganistan, Somalia, Myanmar, dan Rohingya.

Sekitar ratusan pengungsi dan imigran menghuni di gedung dominasi cat abu-abu tersebut.

Maulid Hasan, 34 tahun, menceritakan pengalamannya kepada PARBOABOA menjadi pengungsi hingga terdampar di Medan sejak 2015.

"Saya dari Somalia, karena adanya perang sipil yang sudah terjadi lebih dari 20 tahun. Awalnya kami (para pengungsi lain) datang dari Malaysia. Tidak diterima di sana. Kami (para pengungsi) naik kapal ke Belawan Indonesia lalu diberi tempat di sini," ucap pengungsi asal Somalia memiliki tiga anak ini, Sabtu (23/12/2023).

"Di sini, kami dibebaskan keluar (tempat pengungsian) untuk olahraga. Tapi, tidak diberi izin untuk bekerja," tambahnya lagi.

Maulid mengungkapkan, bahwa setiap bulan menerima bantuan oleh sebuah organisasi untuk biaya kebutuhan hidup.

"Ada organisasi memberikan kami uang setiap bulan. Mereka memberikan anak-anak Rp500.000, dan orang dewasa Rp1.250.000,” ungkapnya berbahasa Indonesia terbata-bata.

Rupanya, jejak organisasi memberikan bantuan kepada pengungsi tersebut oleh International Organization for Migration (IOM) atau Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Juga United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Badan Pengungsi PBB.

“Iya dari IOM sama UNHCR,” ungkap Nalem Sitepu, 45 tahun, kepala lingkungan di Jalan Pembangunan, Padang Bulan, Gang Rezeki Kota Medan.

Nalem Sitepu menjelaskan, bahwa para pengungsi dan imigran diawasi setiap hari oleh petugas IOM, UNHCR, dan imigrasi.

Selain itu, ada petugas kemanan menjaga gedung hunian tersebut.

“Mereka ada jam malamnya. Jam 8 pagi boleh mulai keluar. Jam 9 malam harus sudah kembali ke gedung pengungsian,” ungkap kepala lingkungan itu kepada PARBOABOA.

Nalem Sitepu menjelaskan, bahwa gedung tempat hunian pengungsi dan imigran dimiliki penduduk di sana. Hanya saja, pihak IOM dan UNHCR menyewa gedung tersebut.

“Punya orang kita sebenarnya. Tapi itulah, entah dikontrak atau bagaimana pokoknya dibayar IOM dan UNHCR. Jadi merekalah yang berurusan mengenai biaya dan tempat tinggal mereka,” jelasnya.

Sedangkan total penghuni berjumlah 300-an orang. Banyak terdata para pengungsi  dan imigran memiliki keluarga dan anak. “Somalia, Myanmar,  Rohingya. Ada lagilah campur,” tambahnya.

Nalem menjelaskan, bahwa pengungsi Rohingya di Jalan Pembangunan, Padang Bulan, Gang Rezeki. Mereka sudah puluhan tahun tinggal.

Sedangkan pengungsi Rohingya dari Aceh yang akan dipindahkan ke Medan belum ada di sana.

“Dah lama, ada yang sudah 10 tahunan. Bahkan, sudah ada yang tua di sini. Lamalah pokoknya. Saya enggak ingat. Tapi bukan orang yang baru kasus dari Aceh itu ya,” jelasnya.

Warga Gang Rezeki yang tinggal sekitar tempat pengungsian tidak bermasalah atas kehadiran pengungsi asal luar negeri itu. Selama mereka tidak membuat masalah.

"Awalnya terkejut lihat mereka di sini. Tapi sekarang ya enggak masalah mereka di sini. Mereka pun baik-baik kok. Berbaur dengan masyarakat," ucap Khairunnisa, 26 tahun, kepada PARBOABOA.

Senada pendapat Shella Putri, 31 tahun. Ia juga tak keberatan adanya para pengungsi dan imigran di sekitar lingkungan rumahnya.

Bahkan, maklum bila ada pengungsi rada nakal atau bandel. Asalkan, mereka tidak membuat masalah saja. Sebab, bila mereka berbuat onar akan dibawa ke Rudenim Belawan.

"Mereka ratusan lebih kayaknya di dalam gedung itu. Ya campur-campur. Namanya mereka manusia. Yah gitu ada yang baik, ada yang nakal, ada yang bandel. Samalah kayak kita orang Medan ini. Kan gitu juga, ada yang baik ada yang bandel,” ucap perempuan yang tinggal persis di sebelah gedung menampung pengungsi dan imigran itu.

"Yang tinggal di sini yang baik-baik. Soalnya kalau yang jahat, yang suka macam-macam. Mereka dipindahkan ke Belawan sana,” tambahnya lagi.

Editor : Ferry Sabsidi

Tag : #IOM    #UNHCR    #Daerah    #Medan    #Pengungsi    #Imigran   

BACA JUGA

BERITA TERBARU