PARBOABOA, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perekonomian Indonesia tumbuh mencapai 5,72 persen dan inflasi di angka 5,51 persen di tahun 2022, berhasil melampaui capaian negara-negara G20. Padahal tahun lalu, Indonesia masih bergelut dalam penanganan pandemi COVID-19.
Jokowi mengungkapkan, langkah pemerintah untuk menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah, menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurutnya, apabila pemerintah mengambil langkah lockdown untuk menghentikan penyebaran COVID-19, ekonomi Indonesia akan jatuh hingga minus 17 persen.
"Itu kalau diputuskan lockdown, bisa kita di minus 17 (persen) saat itu, ekonomi kita minus 17 dan mengembalikannya ke normal itu yang sangat sulit karena minus-nya sudah langsung jatuh seperti negara-negara di Eropa," ujar Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri puncak Perayaan Imlek Nasional Tahun 2023 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/01/2023).
Setelah melewati masa sulit dengan baik, Jokowi berharap, masyarakat di tanah air terus bergotong-royong, saling membantu, dan meningkatkan kemitraan agar ekonomi Indonesia terus tumbuh dengan baik di masa transisi setelah pandemi.
Selain itu, Jokowi berharap masyarakat bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain, setelah kondisi normal.
"Ini yang harus ditingkatkan terus, dioptimalkan terus dengan selalu bergandengan. Yang gede, yang besar gandeng yang kecil, yang tengah, yang tengah gandeng yang kecil, yang gede gandeng yang kecil, semuanya bermitra, kemitraan bergandengan," ucap presiden.