Kanada Klaim Punya Bukti Keterlibatan India dalam Pembunuhan Aktivis Sikh

Pemerintah Kanada klaim memiliki bukti keterlibatan India dalam kasus pembunuhan aktivis Sikh, Hardeep Singh Nijjar. (Foto: Instagram/ @justinpjtrudeau)

PARBOABOA, Jakarta - Kasus pembunuhan aktivis Sikh, Hardeep Singh Nijjar, mulai mengungkap fakta baru. Pemerintah Kanada diyakini telah mengumpulkan bukti keterlibatan India dalam insiden tersebut melalui informasi intelijen yang mereka peroleh.

Setelah melakukan investigasi selama beberapa bulan, Pemerinah Kanada berhasil menemukan bukti adanya komunikasi antara pejabat India, termasuk diplomat India di Kanada yang baru-baru ini diusir dari negara itu.

Sementara itu, diketahui bahwa pejabat India sendiri tidak memberikan penolakan terhadap tuduhan ini ketika melakukan pertemuan tertutup dengan pemerintah Kanada.

Dalam beberapa minggu terakhir, kepala badan intelijen Kanada bersama dengan penasihat keamanan telah mengunjungi India dalam upaya penyelidikan lebih lanjut terkait pembunuhan tersebut.

Mereka berhasil mendapatkan bukti keterlibatan pejabat India dalam kasus pembunuhan aktivis Sikh ini, dengan bukti yang diperoleh melalui penyadapan terhadap para pejabat India.

Meskipun demikian, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, tetap mengajukan permintaan kerja sama kepada India dalam mengungkap pembunuhan Nijjar.

Trudeau ingin menjaga agar perselisihan antara kedua negara ini tidak semakin memburuk, namun ia menegaskan bahwa supremasi hukum Kanada akan tetap dijunjung tinggi dan akan melindungi warga negaranya.

Sebelumnya, pada Senin (18/9/2023), Kanada telah mengusir kepala intelijen India sebagai respons atas dugaan keterlibatan India dalam kasus pembunuhan Nijjar.

Sengketa antara India dan Kanada dimulai ketika Trudeau pertama kali mengklaim adanya keterlibatan Pemerintah India dalam pembunuhan Nijjar.

Nijjar ialah seorang aktivis Sikh yang dibunuh pada 18 Juni lalu di British Columbia. Ia merupakan anggota Kalistan, sebuah gerakan yang diklaim ilegal oleh pemerintah India karena kerap keamanan nasional India.

Gerakan tersebut kerap memprotes kebijakan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintah India.

Dampak dari perselisihan ini juga menyebabkan penundaan dalam perundingan perdagangan senilai puluhan miliar dolar antara kedua negara, yang sebelumnya hampir mencapai kesepakatan bersama.

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS