PARBOABOA, Tapanuli Tengah- Setelah peristiwa meledaknya bom ikan di salah satu gudang ikan di Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada bulan Januari lalu, dan menyebabkan puluhan rumah hancur terdampak ledakan.
Kini, beredar informasi bahwa kapal-kapal nelayan yang menggunakan bom ikan kembali beroperasi di perairan Sibolga.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Foal Independent Sibolga-Tapanuli Tengah, Imran Steven Pasaribu mengungkapkan, pihaknya sangat geram dengan para pengusaha kapal bom ikan yang kini kembali beroperasi.
"Cukuplah kemarin bom ikan meledak di Sibolga, korbannya sudah kita lihat begitu banyak, baik rumah maupun gudang ikan, termasuk rumah saya sendiri jadi korbannya. Kita minta agar penegak hukum mengusut tuntas para pelaku kapal bom ikan ini, jangan sampai kejadian kedua kali terjadi di Kota Sibolga," ujarnya Selasa (21/06/22).
Steven menjelaskan, adanya kapal-kapal bom ikan ini memiliki dampak yang sangat besar, seperti mematikan terumbu karang dan anak-anak ikan.
"Tangkap lah ikan dengan alat tangkap yang wajar, beberapa minggu lalu kita juga membaca di media, ada Kapal Sibolga yang ditangkap di Aceh, dan itu disebut kapal bom ikan juga," jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya mempertanyakan kinerja dari para aparat hukum di Sibolga, apakah tidak mampu mengamankan para pengusaha kapal bom ikan atau mungkin ada aparat yang melindungi para pengusaha nakal ini.
Pihaknya sangat berharap agar pihak kepolisian Sibolga dapat menjalin kerja sama dengan TNI Angkatan Laut (AL) dalam menangkap para nelayan kapal bom ikan ini. Sebab, jika dibiarkan begitu saja, maka ekosistem laut dan terumbu karang perairan Sibolga akan rusak dan hancur.
"Tolonglah pak Kapolres, tangkap para pelaku kapal bom ini, jangan biarkan laut kita hancur, terumbu karang hancur. Bila perlu jalinlah kerjasama dengan TNI Angkatan Laut agar bersama sama menangkap kapal bom ikan ini, dengarlah keluhan nelayan-nelayan kecil pak Kapolres," pungkasnya mengakhiri.
