PARBOABOA, Pematang Siantar - Penggunaan atribut pengemudi ojek online (ojol) oleh ojek pangkalan atau konvensional marak terjadi di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara.
Selain menggunakan atribut ojol dari penyedia jasa ojek online resmi, ojek konvensional tanpa aplikasi ini juga sering mengambil penumpang di Pematang Siantar dan sekitarnya.
Seperti yang dikeluhkan Zepta (26), pengemudi ojol dari salah satu perusahaan jasa ojek berbasis aplikasi mengaku sering kehilangan pelanggan yang seharusnya memesan melalui aplikasi, tetapi ada pengemudi ojek konvensional yang mengambil orderan mereka.
Apalagi, tarif ojek konvensional juga biasanya lebih murah dibanding ojol. Kondisi itu membuat Zepta khawatir jika minat masyarakat menggunakan ojol menurun.
"Masyarakat Siantar itu suka yang murah-murah ya," katanya kepada PARBOABOA.
Zepta mengatakan, kebanyakan pengemudi ojek konvensional adalah mereka yang tidak bisa menggunakan aplikasi ojol atau tukang becak motor yang beralih profesi menjadi tukang ojek dan sebagian lagi pernah menjadi ojek online, tapi akhirnya beralih ke ojek konvensional karena akun mereka dinonaktifkan.
Meski begitu Zepta mengaku belum ada masalah dari adanya ojek konvensional yang memakai atribut ojol tanpa aplikasi.
"Jika mereka melakukan tindakan kriminal, itu bisa merusak nama baik ojol yang atributnya mereka pakai, dan mereka tidak terdaftar sebagai driver ojol," ungkapnya.
Sementara itu, seorang tukang ojek konvensional, Budi (bukan nama sebenar) mengungkapkan alasannya tetap bekerja di jalur konvensional.
Menurutnya, mendaftar menjadi pengemudi ojek online sangat merepotkan.
"Sedangkan saya hanya ingin mencari nafkah," katanya kepada PARBOABOA.
Budi juga mengungkapkan kecenderungan masyarakat menggunakan jasa ojol menjadi alasannya menggunakan atribut ojol, meski tidak memiliki aplikasi pengemudi dari perusahan jasa ojek tersebut.
"Seperti harus beradaptasi agar tidak kehilangan pelanggan," imbuhnya.
Salah seorang masyarakat pengguna ojek, Nurul (27) menilai ada sisi positif dan negatif dari kehadiran ojek online dan masih eksisnya ojek konvensional di masyarakat.
Ia mengatakan, menggunakan ojek online lebih praktis dan tidak perlu ke pangkalan ojek.
"Tetapi ojek konvensional juga perlu, jika suatu waktu kita sedang tidak bisa memesan melalui aplikasi," katanya.
Meski keduanya memiliki manfaat, tambah Nurul, penumpang bisa bingung jika kedua ojek ini menggunakan atribut yang sama.
"Jadi susah dibedakan mana ojek online dan mana ojek konvensional," imbuhnya.