PARBOABOA, Simalungun – Rencana Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk menyebar buku ke 10.000 perpustakaan desa, kelurahan, sampai taman bacaan masyarakat tahun ini, tampaknya perlu ditinjau ulang.
Karena tidak semua wilayah memerlukan buku-buku baru. Seperti perpustakaan di area kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Simalungun, Sumatra Utara (Sumut).
Mereka memiliki koleksi cukup lengkap dengan total 11.189 eksemplar buku hingga akhir 2023, mencakup buku pelajaran hingga bacaan umum.
Yang dibutuhkan justru penambahan mobil perpustakaan. Luasnya kawasan simalungun tidak bisa dijangkau hanya dengan satu unit mobil, membuat pelayanan tidak merata.
Itulah yang dikeluhkan Frans Togatorop, Sekretaris dispusip Simalungun.
“Kami cuma punya satu mobil perpustakaan jalan, jadi sehari kami maksimal hanya bisa mengunjungi dua sekolah. Jika jauh ya cuman satu lah yang bisa. Itu pun waktu membaca cukup singkat jadinya,” tuturnya kepada PARBOABOA baru baru ini.
Kendala lainnya adalah ukuran mobil perpustakaan yang besar, sehingga sulit menjangkau daerah terpencil dengan jalanan sempit.
“Kami pernah ke Sekolah yang jalannya setapak dan masuk dalam, ketika kami mau pulang itu mobil kami gak bisa mutar. Jadi mundur sampai ke jalan besar,” curhat Herawaty Damanik, Kabid Pengembangan Perpustakaan Simalungun.
Alih-alih hanya meningkatkan koleksi buku, fokus memenuhi yang dibutuhkan masyarakat juga harus gencar dilakukan. Seperti pembangunan perpustakaan bagi anak-anak daerah, sehingga dapat dikunjungi sepulang sekolah dan waktu membacanya dapat lebih lama.
Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Perpustakaan yang berada di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, menunjukkan banyak kekurangan yang perlu ditangani.
Gedung dua tingkat tersebut hanya memanfaatkan satu lantai, dan dilengkapi fasilitas seadanya seperti loker, kursi, meja baca dan 3 rak buku yang memiliki empat tingkat dengan panjang masing-masing 2 meter.
Bahkan, perpustakaan tersebut belum dilengkapi jerjak besi pada pintu dan jendela yang berpotensi kemalingan.
“Pegawainya aja belum ada, cuman kami berdua lah petugasnya, ngebersihin dan menjaga,” kata Fitri, penjaga perpustakaan.
Mirisnya, banyak anak sekolah yang berkunjung ke sana sepulang sekolah. Murid-murid seperti Kenzo, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun mengaku senang dengan keberadaan perpustakaan ini.
Kenzo yang sebelumnya terbatas pada buku-buku paket sekolah saja, kini bisa membaca buku-buku yang menarik. Saking sukanya, Kenzo bahkan sudah mengunjungi perpustakaan itu 4 kali sejak dibuka pada Selasa (9/1/2024) lalu.
“Disini aku senang baca komik pendidikan karena tidak membosankan dengan gambar gambar yang menarik,” ungkapnya.