PARBOABOA, Simalungun - Usaha tahu tempe di Simalungun, Sumatera Utara, terus tumbuh.
Walau demikian,pengrajin makanan khas Indonesia ini, mengaku kesulitan dalam produksi, karena kayu bakar mahal.
Alhasil, mereka menggunakan ban bekas sebagai alternatif bahan bakar dalam proses produksi.
Hal itu terjadi di salah satu rumah produksi tahu dan tempe di Jalan Mawar, nagori Pamatang Simalungun, Kecamatan Siantar, yang dikelola ST (47).
Kepada Parboaboa, Senin (8/7/2024) ST, menjelaskan ban motor bekas digunakan, saat bahan bakar sekam padi langka di pasaran.
Pengusaha tahu tempe di daerah ini memang menggunakan sekam padi untuk bahan bakar produksi selain kayu.
"Kalau pakai kayu, mahal kali harganya. Sekam lah yang masih terjangkau, " ujarnya.
ST berdalih ban bekas yang ia gunakan hanya sebagai alternatif terakhir.
Ia mengklaim produk tahu tempe yang dihasilkan saat menggunakan ban bekas tidak berpengaruh terhadap rasa maupun kualitasnya.
Namun, ia mengakui asap sisa pembakaran ban bekas tidak jarang dikeluhkan tetangganya.
Selain itu, tembok rumah milik ST yang berdampingan dengan tempat produksi tahu tempe juga terpantau menghitam karena residu pembakaran ban bekas.
"Memang ada dampaknya, tapi nggak ada pilihan lain bang," pungkasnya.
Sementara itu, Pangulu Nagori Pamatang Sidamanik, Mangihut Martua Manik, mengatakan pihaknya telah berupaya melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap pengrajin tahu tempe di daerah itu.
Namun menurut Martua, pihaknya masih menemukan pengrajin tahu tempe yang abai terhadap himbauan pemerintah nagori agar tidak lagi menggunakan ban bekas sebagai bahan bakar alternatif.
"Kami sudah melakukan edukasi dengan dinas kesehatan, agar pengrajin memperhatikan kebersihan proses produksi, " ujar Martua kepada Parboaboa, Selasa (9/7/2024).
Dalam keterangan berbeda, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Simalungun, Rosman Saragih, mengutarakan pihaknya akan melakukan peninjauan lapangan terkait permasalahan ini.
Menurut Rosman, terdapat dilema yang ditemukan pihaknya, di satu sisi pengrajin tahu tempe merupakan unit usaha kecil yang membutuhkan modal usaha yang besar.
Ditambah lagi jelasnya, bahan baku produksi sangat mahalnya, termasuk bahan bakar dan juga bahan baku tahu tempe yakni kedelai.
"Meskipun demikian, kami akan melakukan pembinaan kembali ke masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan termasuk dimulai dari kegiatan produksinya, " tutur Rosman saat ditemui Parboaboa di ruang kerjanya, Selasa (9/7/2024).
Rosman menambahkan, dalam menghadapi kelangkaan bahan bakar, pengrajin bisa melakukan tindakan jangka pendek seperti menutup kuali tempat memasak tahu untuk mencegah pencemaran dari asap ban bekas.
Daerah Produksi Tahu dan Tempe
Diketahui, Nagori Pamatang Simalungun merupakan salah satu tempat produksi tahu tempe terbesar di Simalungun.
Daerah ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Dengan jumlah penduduk kecamatannya mencapai angka 76 101 jiwa.
Jumlah ini berada di urutan pertama dari 32 kecamatan yang ada di Simalungun.
Selain salah satu wilayah produksi tahu tempe terbesar di Simalungun, di daerah ini para pelaku usaha berbasis industri skala menengah tumbuh pesat.
Termasuk sebagai sentra pergudangan dan distribusi.
Usaha UMKM seperti produksi tahu tempe yang dijalankan oleh masyarakat di daerah ini kebanyakan merupakan usaha turun temurun.
Biasanya, hasil produksi dipasarkan di wilayah Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, hingga ke Kabupaten Toba.
Editor: Norben Syukur