Sumatra Dilanda Banjir Bandang Terbesar dalam Satu Dekade: 708 Tewas, Ratusan Hilang

Tim BPBD, Satpol PP dan polisi melakukan pencarian terhadap korban yang tertimbun longsor di Kabupaten Agam, Sumbar (Foto: dok. BPBD Kabupaten Agam)

PARBOABOA, Jakarta - Gelombang banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menjadi salah satu krisis kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. 

Hingga Selasa (2/12/2025), BNPB menyebut total 708 jiwa meninggal dunia dan 499 jiwa masih hilang. 

“Sore ini, untuk status hasil pencarian dan pertolongan secara umum, meninggal dunia 708 jiwa, hilang masih dilaporkan 499 jiwa,” ujar Kapuspedatin BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resminya.

Data rinci BNPB menunjukkan Sumatra Utara mencatat 294 korban jiwa dan 155 orang hilang, dengan wilayah paling terdampak meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara. 

Data lapangan sebelumnya menyebutkan 283 korban meninggal sebelum penemuan tambahan oleh tim SAR.

Pengungsian tersebar luas: 15.765 jiwa di Tapanuli Utara, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.111 jiwa di Tapanuli Tengah, 1.505 jiwa di Tapanuli Selatan, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 7.194 jiwa di Mandailing Natal. 

Pembukaan akses darat terus dikebut, terutama di jalur Tarutung–Padangsidimpuan dan Tarutung–Sibolga yang kini mulai dapat dilalui hingga Dusun Sibalanga Jae, Kecamatan Adiankoting.

Logistik tahap pertama ke Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah tuntas 100%, sementara distribusi ke Mandailing Natal, Gunungsitoli, dan Nias Selatan menggunakan helikopter BNPB dan TNI AD karena akses terputus. 

Bantuan darurat termasuk sembako, BBM, genset, dan perangkat komunikasi satelit.

Di Aceh, BNPB mencatat 218 korban meninggal dan 227 orang hilang, meningkat dari data sehari sebelumnya yang menunjukkan 156 korban jiwa. 

Empat wilayah, yakni Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang masih sulit dijangkau karena kerusakan infrastruktur. Pengungsi mencapai 479.300 jiwa, tertinggi di Aceh Utara dengan 107.305 jiwa.

Sebagian besar jalur utama Aceh terputus, termasuk perbatasan Sumatra–Aceh Tamiang, Gayo Lues–Aceh Tamiang, Bireuen–Takengon, dan Banda Aceh–Lhokseumawe. Jalur alternatif melalui Jembatan Gantung Awe Geutah digunakan secara terbatas. 

BNPB juga mengaktifkan perangkat komunikasi darurat Starlink di sembilan wilayah dan mengirim bantuan melalui laut menggunakan Kapal Express Bahari menuju Lhokseumawe. 

Operasi udara diperkuat dengan helikopter dan penerapan Operasi Modifikasi Cuaca menggunakan pesawat Cessna Caravan dengan total 1.000 kg NaCl dan 2.000 kg CaO.

Upaya Nasional Terpadu

Sumatra Barat melaporkan 196 korban meninggal dunia dan 117 orang hilang per Selasa (2/12/2025), meningkat dari data sehari sebelumnya yakni 165 korban. 

BNPB menyatakan fokus utama berada di Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang, terutama pada area Gunung Singgalang yang terkena longsor luas.

Total pengungsi mencapai 122.683 jiwa (18.624 KK), mayoritas berasal dari Pesisir Selatan dan Tanah Datar. 

Bantuan logistik disalurkan melalui udara dan laut; sekitar 4 ton bantuan darurat dikirim ke Solok, Agam, dan Pasaman Barat, termasuk bahan makanan, air mineral, kasur, dan obat-obatan. Distribusi laut juga menjangkau Nagari Sungai Batang yang masih terisolasi.

BNPB, TNI/Polri, Basarnas, dan kementerian/lembaga terus memperkuat operasi pencarian, pembukaan akses, layanan komunikasi darurat, dan pemenuhan kebutuhan dasar. 

Dukungan pemerintah pusat termasuk 33 alat komunikasi, 33 genset, 14 LCR, 750 dus mie instan, dan 129 tenda yang telah tersebar ke wilayah terdampak.

Upaya penanganan akan terus diperbarui seiring perkembangan kondisi lapangan yang dinamis dan tantangan akses di tiga provinsi.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS