PARBOABOA - Kabar kematian Bripka Arfan Erbanus Saragih alias Bripka AS pertama kali bersumber dari Polres Samosir. Kematian janggal Bripka Arfan Erbanus Saragih alias Bripka AS bermula, saat sejumlah polisi Satres Narkoba Polres Samosir melewati Panatapan Simullop, Kelurahan Siogung-Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, 6 Februari 2023 siang hari.
Waktu itu, sejumlah polisi Satres Narkoba Polres Samosir sedang melakukan penyelidikan narkoba ke daerah Sianjur Mula-mula. Mata seorang polisi melihat sosok manusia telungkup sekitar jarak sekitar 10 meter dari pinggir jalan.
Entah mengapa insting polisi saat melihat manusia telungkup bukan langsung memeriksanya? Justru membiarkan begitu saja. Kepolisian beralasan, sebab sedang melakukan penangkapan narkoba di daerah Sianjur Mula-mula. Maka, tidak langsung melakukan pengecekan ketika melihat sosok telungkup itu.
Sekitar pukul 13.00 WIB, barulah polisi melakukan pengecekan siapa manusia terkapar itu? Polisi ternyata menemukan Bripka AS. Sekujur mulut dan wajahnya sudah ramai belatung. Posisinya telungkup menghadap ke tanah. Posisi tangan kiri tertindih badan tepat di atas dada. Sedangkan tangan kanan tergeletak di tanah.
Anggota polisi bertugas di Satlantas Polres Samosir itu meninggal di areal savana padang rumput penuh bebatuan di pinggiran Danau Toba. Ketika kejadian, polisi menyebutkan juga melihat sepeda motor RX King. Polisi tak mengetahui pemilik sepeda motor.
Bripka AS memakai jaket warna hitam list kuning terdapat tulisan Line. Ia juga mengenakan kaos oblong dinas coklat dan memakai celana dinas PDL Polri Nomor 42, dan menggunakan koppel. Polisi juga menemukan handphone, sejumlah BPKB, dan STNK. Bahkan polisi menemukan uang Rp356 juta di kantong celana Bripka AS. Barang-barang tersebut kini menjadi barang bukti.
Petugas Polres Samosir kemudian membawa jenazah Bripka AS ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Jenazah Bripka diautopsi di sana pada 6-7 Februari 2023. Demi mengungkap penyebab kematian Bripka AS.
Tak dinyana, penyebab Bripka AS meninggal karena meminum racun Sianida. Ia mencampur Sianida ke dalam minuman bersoda.
“Minuman bersoda merek Fanta, untuk ukurannya bisa ditanya langsung ke Humas Polda,†ungkapnya kepada Parboaboa melalui pesan whats app, Jumat 31 Maret 2023.
Sedangkan, tim forensik mengautopsi jenazah Bripka AS berasal dari Tim Forensik Polda Sumatra Utara (Sumut).
“Tim forensik yang menangani kematian Bripka AS dari Tim Polda Sumut. Untuk hasil forensik mungkin bisa langsung ditanyakan ke Polda Sumut,†ungkap Vandu Prayogi, Kamis 30 Maret 2023.
Hasil pemeriksaan luar ditemukan warna kemerahan pada bagian belakang daun telinga kiri, warna kemerahan pada dahi kiri hingga ke mata dan pipi kiri, keluar cairan berwarna merah kehitaman pada kedua lubang hidung, bibir berwarna biru kehitaman, kedua ujung jari-jari tangan berwarna kebiruan, luka lecet pada tungkau kiri bawah, kedua ujung jari-jari kaki berwarna kebiruan.
Kemudian hasil pemeriksaan dalam, ada resapan darah pada kulit kepala belakang bagian dalam, resapan darah pada otak bagian belakang, pada pengirisan otak besar dijumpai bintik-bintik perdarahan, resapan darah pada kulit leher bagian dalam, resapan darah pada pangkal lidah, resapan darah pada kulit dada bagian dalam sebelah kanan, bintik-bintik perdarahan pada permukaan paru dan jantung, pada pembukaan kantung lambung dijumpai sisa makanan yang berbau khas.
Hasil pemeriksaan luar dan dalam serta hasil pemeriksaan tambahan. Penyebab kematian korban adalah mati lemas akibat masuknya Sianida ke saluran makanan hingga ke lambung dan saluran nafas. Kemudian terjadi pendarahan pada rongga kepala akibat trauma benda tumpul.
Beberapa hari kemudian, pihak kepolisian menyerahkan jenazah Bripka AS kepada keluarganya, 8 Februari 2023. Polres Samosir menyampaikan penyebab kematian Bripka AS karena bunuh diri minum racun Sianida, pada Selasa 14 Maret 2023.
Rupanya, pihak keluarga korban tidak terima atas hasil tersebut. Keluarga menduga banyak kejanggalan atas kematian Bripka AS. Mereka lalu membuat laporan atas dugaan pembunuhan ke Polda Sumut, pada Jumat 17 Maret 2023. Laporan itu tertuang pada laporan polisi STTLP/B/340/III/2023/ SPKT/Polda Sumatra Utara.
***
Poldasu sudah membentuk tim investigasi biar menyibak selubung misteri kematian Bripka AS. Apakah mendiang suami Jeni Irene Simorangkir itu bunuh diri atau dibunuh?
"Saya bermohon teman-teman media dan masyarakat untuk bersabar menunggu. Kami bekerja secara profesional,†ungkap Kapolda Sumatra Utara, Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak, Selasa 28 Maret 2023.
"Terkait meninggalnya anggota saya, Bripka AS yang menjadi pertanyaan di media sosial dan masyarakat,†tambahnya lagi.
Irjen Panca menjelaskan, bahwa sudah membentuk tim investigasi melibatkan semua fungsi mulai dari jajaran Reskrimum, Reskrimsus, Bidang Propam termasuk Itwasda fungsi pengawasan di Poldasu.
Tim bentukan Kapoldasu itu sudah bekerja turun kembali ke Samosir melakukan olah TKP. Tim sudah bekerja melakukan pendalaman juga pemeriksaan kepada Kapolres Samosir dan Kapolres sebelumnya. Kasatlantas dan Kanit Regident Polres.Â
"Termasuk juga tim sudah bekerja selama 4 hari ini untuk mendalami proses dari mana barang Sianida tersebut diperoleh oleh yang bersangkutan,â€ujarnya.
“Kami sudah menemukan bagaimana caranya almarhum memesan barang Sianida tersebut,†tambahnya.
Kapolda memastikan, sudah mendapat laporan tim investigasi menemukan saksi melihat Bripka AS pada Sabtu 4 Februari. Begitu juga saksi melihat kendaraan bermotor yang ada di TKP Bripka AS tewas, Senin 6 Februari.
"Dan itu sudah dilihat hari Sabtu (4 Februari) kemudian hari Minggu (5 Februari) oleh saksi kebetulan lewat di sana. Dan ini hal yang bagus untuk bisa kita dapat. Termasuk juga tim memeriksa saat-saat akhir almarhum mulai dari Polres ketika mengikuti apel pagi sampai dengan detik terakhir saat terakhir yang dilihat," ungkap Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak.
"(Kasus penggelapan pajak) sudah naik ke penyidikan oleh Polres sebelumnya. Jadi penetapan tersangkanya belum. Setelah menyidik mengumpulkan semua bukti baru ditetapkan sebagai tersangka," ungkapnya lagi.
Tim bentukan Kapoldasu sudah memeriksa Kapolres Samosir (AKBP Yogie Hardiman), mantan Kapolres Samosir (AKBP Josua Tampubolon), Kepala UPT Samsat Pangururan (Deni Meliala), dan empat Pekerja Honorer Lepas UPT Samsat Panguguran.
Mereka berinisial, ET alias Acong, RP, JM, dan BS. Menurut sumber Parboaboa di Poldasu, tiga orang sudah diperiksa Polda. Sedangkan ET alias Acong melarikan diri.
****
Kematian Bripka AS turut membuka “kotak pandora†penggelapan pajak kendaraan mencapai miliaran rupiah. Pasalnya, lebih dari seratusan warga Samosir menjadi korban penggelapan pajak kendaraan sejak 2018.
Bahkan sudah ada korban mengadu ke pihak berwajib ke Reskrim Polres Samosir. Modus penggelapan pajak kendaraan, oknum terlibat membantu masyarakat membayar pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
Namun, oknum tak menyetor uang pajak kendaraan ke negara. Cuma memberikan nota palsu kepada orang membayar pajak, sebagai bukti pembayaran pajak kendaraan.Â
Ombudsman RI Perwakilan Sumatra Utara juga sudah bertemu korban kasus penggelapan pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
“Saya ketemu (korban), dia datang ke loket (ke Samsat UPT Pangururan) disuruh tunggu dia lalu membayar,†ungkap Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatra Utara, Abyadi Siregar, kepada Parboaboa melalui telepon seluler, Kamis 30 Maret 2023.Â
Meski begitu, Ombudsman RI Perwakilan Sumut (Lihat: Wawancara Abyadi Siregar) belum melihat keterlibatan pimpinan di UPT Samsat Pangururan atau Polres Samosir.
“Belum bisa menyimpulkan ke arah situ,†ungkap Abyadi Siregar bijak.
Ombudsman masih memantau proses pelayanan publik di UPT Samsat Pangururan. Menurut Abyadi, saat mendapat penjelasan beberapa staf UPT Samsat Pangururan memiliki beberapa “catatanâ€.
“Kita punya catatan-catatanlah ya,†ungkapnya.
“Nanti kita akan mengundang pihak mereka (UPT Samsat Pangururan) ke Medan,†tambahnya lagi.
Reporter: Ari Bowo dan Patrick Damanik