PARBOABOA, Jakarta - Pesta kembang api seringkali digelar untuk menyambut tahun baru, yang menjadikan malam menjelang pergantian tahun lebih meriah dari malam-malam sebelumnya.
Namun yang sering tidak disadari, dibalik meriahnya letupan dan warna-warni kembang api, selalu ada risiko dan potensi kecelakaan.
Untuk itulah, Humas Polres Pematang Siantar, Bribka Junias B. Simbolon, menghimbau masyarakat agar menghindari penggunaan kembang api dalam menyambut 2024.
Kebijakan ini bukan untuk mengurangi kegembiraan dalam menikmati momen yang penuh sukacita, tetapi untuk menciptakan suasana perayaan yang damai dan nyaman.
"Karena keselamatan adalah aspek yang krusial, terutama di momen tahun baru, yang diharapkan penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan," kata Junias Simbolon kepada PARBOABOA, Senin (18/12/2023).
Junias Simbolon mengatakan, meski belum ada hukuman spesifik terkait pelarangan bermain kembang api, tetapi pihaknya akan tetap berusaha memastikan ketertertiban di tengah-tengah masyarakat.
Ia menegaskan, nantinya Tim Bimbingan Masyarakat Polres Pematang Siantar akan melakukan patroli setiap hari. Patroli ini akan berfokus pada area-area publik yang sering digunakan sebagai lokasi bermain kembang api.
"Itu untuk memastikan, bahwa masyarakat memahami dan sadar akan risiko menggunakan kembang api. Sehingga penyambutan tahun baru dapat berlangsung tanpa insiden yang tidak diinginkan," tambahnya.
Junias Simbolon juga berharap agar masyarakat bersama-sama menjaga kondusifitas, dengan menghormati imbauan yang diberikan demi kepentingan bersama.
Kepala Disdamkarmat Pematang Siantar, Robert Samosir juga memberikan himbauan yang sama. Ia meminta agar masyarakat mengantisipasi bahaya kembang api sekalipun saat ini belum ada aturan resmi yang melarangnya.
"Walaupun hingga saat ini, persiapan khusus belum diinisiasi mengenai penggunaan kembang api jelang tahun baru," kata Robert kepada PARBOABOA.
Meski diakuinya, penggunaan kembang api di Pematang Siantar selama ini cenderung tertib, tetapi kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Bagi yang memilih tetap bermain kembang api, Robert menyarankan untuk menjauhi keramaian serta kabel listrik, atau memilih lapangan terbuka sebagai tempat yang lebih aman.
"Para orang tua juga harus memberi pengawasan kepada anak-anak saat bermain kembang api, untuk menghindari kecelakaan," tutupnya.
Dampak Negatif Bermain Kembang Api
Penilitian oleh Tagayasaku Tanaka dkk, berjudul "Noise and low-frequency sound levels due to aerial fireworks and prediction of the occupational exposure of pyrotechnicians to noise", menyoroti bahaya kebisingan akibat kembang api.
Studi ini mengungkapkan risiko tinggi kebisingan suara yang dihasilkan kembang api. Di mana suara letupan di lokasi peluncuran mencapai tingkat yang sangat mengganggu, melebihi 100 dB.
Suara yang melebihi intensitas tersebut bisa menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran, terutama jika terjadi secara terus-menerus tanpa perlindungan telinga.
Untuk mencegah dampak kesehatan yang serius, perlu menggunakan pelindung telinga dan meluncurkan kembang api dari jarak jauh.
Selain itu, penggunaan kembang api yang menyenangkan bagi banyak orang, rupanya dapat merusak kenyamanan bagi hewan-hewan.
Laporan dari House of Commons yang terbit pada 2019, juga menyatakan suara kembang api yang keras dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan hewan.
Hal ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, namun juga respons stres atau ketakutan pada berbagai spesies, termasuk hewan peliharaan, ternak, satwa liar dan hewan-hewan di kebun binatang.
Hewan memiliki pendengaran yang lebih tajam dibandingkan manusia. Mereka menunjukkan respons stres, ketakutan, atau bahkan fobia terhadap suara keras dan bernada tinggi.
House of Commons mencatat bagaimana anjing memiliki rasa takut dengan suara kembang api. Ketakutan tersebut dapat membuatnya menangis, meringkuk, merengek bahkan sampai mengunyah kabel listrik. Diperkirakan 45% anjing menunjukkan tanda-tanda ketakutan saat mendengar kembang api.
Selain itu, laporan ini menuliskan survei di Selandia Baru yang mencatat bahwa 79% kuda merasa cemas saat berada di sekitar suara keras kembang api, yang membuatnya terbang karena respons terhadap kebisingan kembang api.
34% pemilik kucing juga melaporkan, bahwa kucing mereka takut dengan suara kembang api. Sangat mungkin banyak pemilik kucing tidak menyadari bahwa kucing mereka ketakutan, karena kucing lebih cenderung menunjukkan respons pasif seperti bersembunyi dibanding respons yang lebih aktif seperti pada anjing.
Puing-puing yang dihasilkan oleh kembang api juga dapat menimbulkan bahaya terhadap satwa liar. Sehingga lokasi pertunjukan kembang api harusnya dipilih dengan hati-hati agar tidak mengganggu kelompok hewan liar, seperti danau dengan unggas air atau lokasi bersarang yang diketahui pada musim semi dan musim panas.
Editor: Rian