Letjen Djaka Budi Utama dari Kopassus ke Bea Cukai

Sekretaris Utama BIN Letjen TNI Djaka Budi Utama yang dipanggil Presiden Prabowo Subianto di tengah isu pergantian Dirjen Bea dan Cukai dan Dirjen Pajak. (Foto: Dok. Kemhan)

PARBOABOA, Jakarta - Isu reshuffle di jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kian panas. Salah satu nama yang santer terdengar adalah Letjen TNI Djaka Budi Utama.

Sosok militer sarat pengalaman ini dikabarkan siap menggantikan Askolani sebagai Dirjen Bea Cukai. Benarkah ia akan menjadi ujung tombak reformasi di lembaga strategis ini?

Diketahui Letnan Jenderal TNI Djaka Budi Utama menjadi sorotan publik setelah terlihat menghadiri pertemuan bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (20/5/2025).

Ia datang bersama Bimo Wijayanto, Sekretaris Deputi bidang Kerjasama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian.

Pertemuan itu memunculkan spekulasi kuat bahwa Djaka akan menempati posisi sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai, menggantikan Askolani.

Di saat yang sama, Bimo diduga akan ditunjuk menjadi Dirjen Pajak menggantikan Suryo Utomo.

Usai pertemuan, Bimo menyampaikan bahwa Presiden Prabowo memberikan sejumlah arahan penting kepada Djaka sebagai persiapan menghadapi jabatan barunya.

“Hari ini, saya dengan Pak Letjen Djaka Budi Utama dipanggil oleh Bapak Presiden, beliau memberikan banyak arahan,” ujarnya.

Namun, mengenai waktu pelantikan, Bimo mengatakan pihaknya masih menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Keuangan.

Siapa Letjen Djaka Budi Utama?

Lahir di Jakarta pada 9 November 1967, Djaka menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Negeri 39 Jakarta pada 1986.

Karier militernya dimulai sejak lulus dari Akademi Militer pada 1990, dari kecabangan Infanteri, khususnya satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Namanya pernah dikaitkan dengan Tim Mawar pada 1997–1998—sebuah jejak masa lalu yang tak terhapuskan namun tak menghalangi laju kariernya.

Djaka terus menapaki tangga militer dengan memegang berbagai jabatan penting. Ia pernah menjadi Komandan Batalyon Infanteri 115/Macan Lauser (2004–2007), Komandan Kodim 0908/Bontang, serta Komandan Korem 012/Teuku Umar (2016–2017).

Kiprahnya juga terlihat saat menjabat Danpusintelad pada 2017–2018, serta sebagai Waaspam Kasad hingga tahun 2020.

Djaka juga dikenal sebagai figur yang fleksibel dalam menjalani tugas-tugas militer dan sipil.

Setelah menjabat Kasdam XII/Tanjungpura pada 2020–2021, ia dipercaya menjadi Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri di Kemenko Polhukam (2021–2023).

Pada 2023, ia mengisi jabatan sebagai Perwira Staf Ahli Tingkat III Panglima TNI bidang Ekonomi, Keuangan, dan Perdagangan.

Tak lama kemudian, ia bertugas sebagai Staf Khusus Panglima TNI dan Perwira Staf Ahli bidang Sosial Budaya, Hukum, HAM, dan Narkoba.

Kiprahnya di luar struktur militer makin menonjol ketika ditunjuk sebagai Inspektur Jenderal di Kementerian Pertahanan pada tahun 2024.

Jabatan terakhir yang diemban sebelum kabar pengangkatan sebagai Dirjen Bea Cukai muncul adalah sebagai Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) sejak Oktober 2024.

Dari sisi transparansi harta kekayaan, Djaka tercatat melaporkan LHKPN terbarunya pada 28 Juni 2024 saat menjabat Asisten Intelijen Panglima TNI.

Total hartanya mencapai Rp 4.703.334.767. Kekayaan tersebut terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 3,58 miliar yang berlokasi di Tangerang dan Bogor, sebuah mobil Toyota Innova tahun 2021 seharga Rp 256 juta, serta kas dan setara kas senilai Rp 769 juta. Ia juga mencatatkan utang sebesar Rp 258 juta.

Seluruh asetnya diklaim berasal dari hasil sendiri, tanpa adanya surat berharga maupun harta bergerak lainnya.

Kekayaan yang terbilang sederhana untuk seorang jenderal dengan perjalanan karier panjang di institusi strategis. Kini, publik tinggal menanti kepastian pengangkatan Letjen Djaka sebagai Dirjen Bea dan Cukai.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS