PARBOABOA, Medan – Ibu rumah tangga pastinya sering mengalami ini, makanan bersisa namun masih ingin dimakan. Dengan alasan hemat atau sayang daripada mubazir. Ada juga alasan bahwa makanan itu memang dimasak banyak untuk hari istimewa.
Beberapa momen seperti perayaan lebaran seringkali menyisakan makanan yang bisa dimakan berulang kali. Pilihan menu seperti rendang, opor ayam, ketupat, lontong sayur dan sebagainya.
Namun, memanaskan makanan baik makanan dingin atau sisa dapat membahayakan bagi kesehatan tubuh. Makanan yang dipanaskan kembali dapat menghilangkan kandungan gizinya.
Dikutip dari jurnal Food Science And Biotechnology, Sabtu (13/04/2024), menuliskan bahwa memanaskan makanan terutama sayur, dapat mengakibatkan dampak yang cukup signifikan terhadap kandungan vitaminnya. Selain itu, juga dapat mengubah komponen fitonutriennya.
Bahkan, ada beberapa jenis vitamin yang mudah rusak ketika proses pemanasan berlangsung. Seperti vitamin C dan B. Pemanasan makanan biasanya berisiko kekurangan vitamin karena zat gizi yang ada pada makanan bisa hilang.
Di samping itu, memanaskan atau menghangatkan makanan juga berisiko menimbulkan keracunan makanan. Keracunan ini dipicu dari berkembangbiaknya bakteri yang terjadi saat proses pemanasan.
Menurut Food Standards Agency, pada suhu lima hingga 60 derajat celcius bakteri mudah berkembang biak. Jenis bakteri yang biasanya sering menyebabkan keracunan adalah Clostridium Botulinum. Bakteri ini menempel pada berbagai jenis makanan seperti daging, ikan, telur, nasi dan sebagainya.
Tapi, jangan khawatir makanan masih bisa dipanaskan tanpa mendapatkan risiko keracunan atau kehilangan gizinya jika dilakukan dengan benar. Simak tips dan strategi memanaskan makanan berikut ini.
· Memanaskan makanan dengan menggunakan kompor
Suhu yang tepat harus digunakan saat memanaskan makanan dengan kompor. Dikutip dari Mayo Clinic, memanaskan makanan idealnya dilakukan dengan menggunakan suhu sekitar 74 derajat celcius.
Saat memanaskan makanan dengan menggunakan kompor, sebaiknya dilakukan dengan api kecil agar kandungan gizinya tidak hilang. Selama prosesnya, aduk makanan agar suhu merata.
· Suhu pemanasan
Pengaturan suhu untuk memanaskan makanan perlu menjadi perhatian. Untuk masakan berkuah sebaiknya suhu panas saat memanaskan harus merata dan mendidih.
Jika makanan akan disimpan di kulkas, sebaiknya tunggu hingga suhunya turun sesuai dengan suhu ruang. Setelah di suhu ruang, makanan yang akan disimpan baru bisa dimasukkan ke kulkas.
· Aduk sesekali
Masakan yang berkuah santan memiliki perlakuan berbeda dengan masakan lainnya. Proses memanaskannya harus sampai mendidih merata. Kemudian diaduk sesekali agar panasnya merata dan santan tidak hancur.
· Panaskan sesuai proses memasak
Memanaskan makanan harus sama dengan proses memasaknya. Misalnya tahu atau tempe goreng. Maka, proses memanaskannya adalah dengan digoreng kembali.
· Freezer ke chiller
Frozen food memang makanan yang awet jika disimpan lama di dalam freezer. Namun, cara memasaknya sedikit berbeda.
Jika frozen food ingin dikonsumsi keesokan harinya, maka pindahkan dari freezer ke chiller. Proses ini disebut thawing. Di mana proses pencairan berlangsung perlahan dan memungkinkan seluruh bagian makanan mencair.
· Memanaskan dengan rice cooker
Proses memanaskan makanan juga bisa menggunakan rice cooker. Namun, pastikan makanan yang akan dihangatkan atau dipanaskan sesuai dengan kapasitas rice cooker. Pastikan makanan yang akan dipanaskan tidak memuat rice cooker terlalu penuh.
Hal ini agar udara panas di dalam rice cooker bisa beredar dengan baik sehingga panasnya merata.
Rice cooker biasanya memiliki pengaturan suhu otomatis, terutama untuk memasak nasi. Pastikan memilih suhu pemanasan yang sesuai dengan jenis makanan yang akan dihangatkan. Disarankan untuk memakai suhu yang lebih rendah dibandingkan untuk memasak nasi, agar makanan yang dihangatkan tidak gosong.
· Memanaskan dengan microwave
Memanaskan makanan dengan menggunakan microwave jauh lebih mudah. Cukup dengan meletakkan makanan ke dalam microwave, lalu atur suhu dan waktunya. Makanan akan menjadi hangat seketika.
Saat memanaskan makanan menggunakan microwave, pastikan untuk meletakkannya pada wadah yang tahan panas.
Dikutip dari Simply Better Living, proses awal memanaskan makanan dengan microwave adalah dengan mengatur suhu tinggi pada interval waktu selama dua menit. Kemudian, biarkan selama sekitar satu menit setelahnya.
Jika makanan dinilai masih belum cukup panas, maka bisa dipanaskan kembali selama 30 detik dengan pengaturan suhu tinggi.
· Memanaskan dengan air fryer
Memanaskan makanan juga bisa dilakukan dengan menggunakan air fryer. Dilansir dari Fabulessly Frugal, cara umum memanaskan makanan dengan menggunakan air fryer adalah meletakkannya dalam keranjang bawaan air fryer. Kemudian letakkan selama lima menit pada suhu 204 derajat celcius.
Lalu, panaskan pada suhu 175 derajat celcius selama tiga hingga lima menit. Atau bisa juga sampai makanan renyah dan sesuai selera.
Walaupun beberapa trik dan tips di atas bisa dilakukan untuk mengurangi dampak hilangnya kandungan gizi dan vitamin pada makanan yang dipanaskan. Akan tetapi sebaiknya jangan terlalu sering memanaskan makanan. Khususnya makanan bersantan.
Pasalnya, lemak pada santan yang mulanya sehat bisa berubah jadi lemak jenuh. Lemak jenuh adalah lemak yang tidak sehat untuk tubuh.
Para ahli menyarankan untuk makanan sisa yang akan disajikan kembali, sebaiknya hanya dipanaskan sekali saja. Hal ini agar tetap menjaga kandungan gizi dan vitamin pada makanan tetap ada.