PARBOABOA, Jakarta – Pada Sabtu (3/9) kemarin, Presiden Jokowi resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax non subsidi dari Rp 12.500 menjadi Rp 14,500 per liter.
Hal tersebut memicu sejumlah elemen masyarakat untuk melakukan unjuk rasa. Selain Istana Negara dan Patung Kuda, massa juga akan menggelar demo di depan kantor Kementrian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Jakarta Pusat.
“Tembusannya (soal rencana demo) ada di Patung Kuda, ada di gedung ESDM, itu saja sejauh ini,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, Senin (5/9) dilansir dari detik.com.
Kombes Latif Usman mengatakan bahwa tidak ada penutupan arus lalu lintas di lokasi aksi. Penutupan lalu lintas berlaku situasional melihat eskalasi massa yang ada.
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) berencana menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada hari ini. Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri pada (31/8) kemarin, telah melakukan konsolidasi akbar bersama seluruh pimpinan pengurus koordinator cabang dalam merespon kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM.
Ketua Umum PB PMII akan mengerahkan ribuan kader PMII ke depan Istana Merdeka. Tindakan ini merupakan tindak lanjut dari rapat internal PB PMII pada Jumat (2/9) lalu.
“2 September kemarin, PB PMII melakukan rapat internal pengurus besar, hasilnya, kami akan melakukan aksi nasional ‘Menolak Kenaikan BBM’ dengan mengerahkan ribuan kader untuk berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta,” ucap Abdullah Syukri.