PARBOABOA,
Sintang – Sebuah mesjid di Sintang, Kalimantan Barat, dibakar oleh
ratusan warga yang mengaku tergabung dalam gerakan Aliansi Umat Islam di
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Sejumlah massa mendatangi jemaah Ahmadiyah di Desa Balai
Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar),
Jumat (3/9/2021) siang. Dalam peristiwa tersebut, bangunan masjid mengalami
kerusakan karena dilempar dan bangunan belakang masjid dibakar massa.
Akibatnya, 72 jiwa atau 20 kepala keluarga terpaksa
dievakuasi oleh aparat keamanan gabungan. Polisi memastikan tak ada korban jiwa
dalam insiden tersebut.
Sekretaris Pers dan Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia
(JAI) Yendra Budiana mengatakan, pembakaran dan perusakan masjid dilakukan oleh
kurang lebih 130 orang yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Aliansi Umat
Islam. Mereka membakar masjid denbgan cara melemparinya dengan bom molotov yang
tebuat dari botol plastik yang diisi bensin,
“Massa mengambil botol-botol plastik berisi bensin yang
sudah disiapkan di parit di kebun karet. Beberapa botol bensin diamankan oleh
polisi,” kata Yendra melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/9).
Sebelum kejadian ini, terjadi aksi penolakan terhadap
Ahmadiyah yang telah berada di Kabupaten Sintang sejak 2004 lalu sudah
berlangsung sejak lama.
Sebelum pembakaran, fitnah terhadap Ahmadiyah juga terus
digaungkan, mereka menyebut pembangunan masjid Ahmadiyah dananya dari luar
negeri, membuat perceraian dan fitnah keji lainnya. Merekea juga
menyebut-nyebut Ahmadiyah radikal dan berbahaya.
“Mereka memporak-porandakkan bagian dalam masjid,
memecahkan semua jendela masjid, merusak dinding bangunan masjid dan bangunan
di samping masjid, memecahkan toren air,” kata Yendra.
Saat api berkobar massa menyampaikan ancaman bahwa jika
dalam 30 hari, masjid tidak diratakan oleh pemerintah, maka mereka akan kembali
lagi untuk meratakan bangunan masjid Miftahul Huda.
Yendra menyebut sebelum perusakan masjid dilakukan,
terdapat sejumlah pertemuan antara warga dengan Forkopimda dan perwakilan
masyarakat yang membahas solusi terkait Ahmadiyah.
Namun sepertinya pertemuan tersebut tidak membuahkan
kespakatn hingga kemudian peristiwa pembakaran itu pun terjadi.