PARBOABOA, Medan – Pemasangan pembatas jalan di sepanjang Jalan Karya Wisata Medan Johor menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Ada yang beranggapan pembatas jalan tersebut menyusahkan pengendara, karena harus berputar. Sebaliknya ada juga masyarakat yang pro dengan keberadaan pembatas jalan tersebut.
Seperti yang dikeluhkan Syahfitri, pembatas jalan tersebut membuat masyarakat lebih repot, dibandingkan sebelum ada pembatas jalan.
"Lebih baik tidak ada pembatas jalan. Adanya pembatas jalan malah buat susah masyarakat, mau isi BBM ke SPBU yang biasanya tinggal menyebrang saja, ini harus mutar lagi. Belum lagi macet di simpang, sudah habis duluan bensin kereta (motor, red)," katanya kepada Parboaboa, Jumat (17/02/2023).
Ia juga mengatakan efisiensi waktu dengan adanya pembatas jalan menjadi tidak efektif.
"Apalagi efisiensi waktu, ya, dulu macet cuma bentar saja, paling lama 15 menit. Ini mau sampai 30 menit, bahkan 1 jam untuk keluar dari Simpang Karya Wisata. Menurut saya, boleh ada pembatas jalan, tapi jangan sepanjang itu. Kasihan juga UMKM yang ada di situ bisa berdampak penghasilannya," lanjutnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa sejak adanya pembatas jalan ini masyarakat banyak yang lawan arah.
"Banyak masyarakat yang lawan arah kalau naik motor, karena malas mutar. Itu bahaya karena bakal rawan jadi kecelakaan," cetusnya.
Berbeda dengan Ali Nafiah Harahap, warga Medan Johor. Menurutnya, keberadaan pembatas jalan justru membuat kemacetan lebih berkurang.
"Macet atau kemacetan parah berkurang," katanya.
Meskipun begitu, ia tidak menapik, ada dampak positif dan negatif dari pembatas jalan tersebut.
"Dampak negatifnya mengantar anak sekolah dan kegiatan lainnya jadi lebih lama, karena harus mutar sampai Simpang Karya Wisata. Ini tidak efektif dari sisi waktu. Kemudian sulit menyeberang kalau ada urusan, hingga pesan Ojek Online juga sulit," pungkasnya.