PARBOABOA, Jakarta – Isu penghapusan soal pilihan ganda menjadi perdebatan dan viral di media sosial.
Merasa isu tersebut telah berkembang terlalu jauh, aktris sekaligus penyanyi, Maudy Ayunda, pun memberikan klarifikasinya melalui kanal YouTube Denny Sumargo.
Maudy menjelaskan, saat itu ia tengah berkolaborasi dengan Felicia Putri Tjiasaka untuk membuat konten edukasi yang bakal diunggah di TikTok.
Dalam konten tersebut, ada sesi di mana Maudy diminta untuk menjawab secara cepat sejumlah pertanyaan yang dilontarkan oleh Felicia.
Salah satu pertanyaannya yakni, “Maudy kalau hari ini jadi Menteri Pendidikan mau apa?”.
Menurutnya, saat itu dia tidak pernah mengatakan ingin menghapus pilihan ganda dari sistem pendidikan di Indonesia.
“Aku cuma lagi bilang, kayaknya asesmen itu satu hal yang bisa improve on dengan cara dibuat lebih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke berpikir kritis,” kata Maudy Ayunda, dilansir Rabu (18/10/2023).
Kendati demikian, Maudy menyadari jika tidak semua pihak dapat setuju dengan pemikirannya ini karena memiliki perspektifnya masing-masing.
Namun, dia menilai, viralnya konten tersebut lantaran ada campur tangan clickbait culture dari TikTok.
Sebab, secara tiba-tiba muncul headline yang menyatakan jika dirinya ingin menjadi menteri dan membuat kebijakan untuk menghapus soal pilihan ganda.
Padahal, dalam video tersebut Maudy mengaku sedang tidak menunjukkan ketertarikan untuk menjadi menteri.
Akan tetapi, konten itu tetap dicap sebagai satu-satunya kebijakan yang bakal ia terapkan apabila menjadi seorang Menteri Pendidikan.
“Sebenarnya kalau aku ditanya dalam konteks kebijakan pasti jawaban aku ya enggak akan cuma satu itu, kan masalah pendidikan banyak banget,” ucapnya.
Pernyataan Viral Maudy Ayunda
Diketahui, Maudy sempat diminta untuk menjawab pertanyaan langkah apa yang akan diambil jika menjadi Menteri Pendidikan.
Jawab Maudy saat itu yakni, akan mengubah assessment (evaluasi pendidikan).
Sebab, jika asesmen yang digunakan adalah pertanyaan terbuka dengan pilihan ‘Ya’ atau ‘Tidak’ dan bukan pilihan ganda, maka cara para siswa belajar dan guru mengajar pun akan menjadi berbeda.
Alhasil, penilaian terhadap siswa pun bukan lagi tentang menghafal, melainkan cara mereka berpikir dengan kritis dan melakukan analisis.
Namun, di samping itu, Maudy Ayunda mengaku jika misi terbesarnya adalah ingin membangun budaya cinta belajar di Indonesia.
Maudy Ayunda Dihujat Netizen
Pernyataan Maudy tidak hanya viral di media sosial TikTok, tapi juga X, di antaranya yakni:
“Jadi guru SD (Sekolah Dasar) dulu aja kalau bisa coba,” cuit @juztjet pada Jumat, (15/9/2023).
“Kalo pake soal essay semua kasihan guru-guru yang megang banyak kelas harus ngoreksi banyak. Iya kalau dikasih gaji gede, gajinya juga paling seberapa. Kemarin aja lewat guru digaji Rp40 ribu, kalau mau ngasih solusi mbok yo dipikir lagi lah,” cuit @kourcaci.
“Apa yang diharapkan dari orang yang enggak pernah sekolah di sekolah negeri dan waswusweswos ingin mengubah tatanan sistem,” cuit @fachmiza.
“Ketahuan kalau enggak melihat masalah dari dasar,” cuit @ArizuFurry.
Latar Belakang Pendidikan Maudy Ayunda
Perjalanan pendidikan perempuan dengan nama lengkap Ayunda Faza Maudy itu dimulai di SD Al-Azhar sampai kelas 2.
Kemudian dia pindah ke sekolah yang mengharuskan siswanya untuk menggunakan Bahasa Inggris.
Sekolah tersebut yaitu Sekolah Interkultural Mentari. Di sana, Maudy bersekolah hingga lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Saat masuk Sekolah Menengah Akhir (SMA), Maudy memilih British School Jakarta sebelum akhirnya melanjutkan studi ke Oxford University dengan mengambil jurusan Philosophy, Politics, and Economics (PPE) untuk jenjang Strata-1 (S1).
Tak sampai di situ, Maudy Ayunda kembali melanjutkan studinya ke jenjang S2 di Stanford University dengan mengambil dua jurusan sekaligus, yaitu Administrasi Bisnis dan Pendidikan.
Dalam dua masa kuliahnya, Maudy juga berturut-turut mendapat predikat cumlaude.
Editor: Maesa