PARBOABOA, Dairi - Pelaku pengiriman peti mati lengkap dengan salib yang terjadi di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kabuapaten Dairi, Sumatera Utara masih menjadi misteri.
Sampai hari ini Jumat (3/11) Polres Dairi masih berupaya untuk mengungkap identitas pelaku. Kapolres Dairi, AKBP Wahyudi Rahman mengatakan penyelidikan kasus ini akan dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan provider nomor yang yang digunakan pengirim untuk memesan peti mati dan nisan.
"Melakukan kroscek siapa pengirimnya, kemudian karena tidak ada identitas sama sekali hanya nomor telepon, jadi sekarang kita melakukan langkah-langkah penyelidikan," kata AKBP Wahyuid, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat (3/12).
Namun Wahyudi menduga motif pengiriman peti mati tersebut tidak terkait dengan pemilihan kepala desa, karena dua orang yang menjadi korban bukan orang yang mencalonkan kepala desa, namun masyarakat biasa.
Warga Paropo histeris dapat kiriman peti mati untuk warga yang masih hidup
Warga yang tinggal di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara dibuat histeris dengan kedatangan dua peti mati, lengkap dengan salib pada Senin (29/11). Bukan karena peti tersebut berisi jenazah keluarga yang telah meninggal, namun karena peti dan salib tersebut dikirimkan untuk orang yang masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Kejadian ini diduga berhubungan dengan pemilihan Kepala Desa yang telah berlangsung di daerah tersebut pada 25 November lalu. Nama 3 orang yang ditulis dalam salib tersebut merupakan nama tim sukses calon Kepala Desa Bongga Erwinson Situngkir yang kalah dalam Pilkades tersebut.
Adapun tiga nama yang dituliskan yaitu: Waldiman Sijabat dan pada peti yang kedua bertuliskan nama dua orang yakni Jesi/Faisal Situngkir.
Bonga merasa sangat kecewa atas kejadian tersebut. Dia mengaku dapat menerima kekalahan, namun perbuatan itu seolah fitnah dan ejekan.
"Saya terima kekalahan, namun perbuatan itu sangat menyakitkan,” kata Bongga, dikutip dari Radar Medan, Senin (29/11).
Peti jenazah tersebut dikirimkan oleh seorang pengusaha pembuat peti bermarga Ginting menggunakan mobil pick-up putih dari Tiga Panah, Kabupaten Karo. Ginting yang awalnya menanyakan lokasi alamat pesanan tersebut, hampir menjadi bulan-bulanan warga.
Tidak terima atas peristiwa tersebut, dua dari tiga warga yang namanya tertera dalam salib, telah membuat laporan ke Polres Dairi di Sidikalang. Camat Silahisabungan Hamaska Silalahi ikut mendampingi warganya saat membuat aduan.
Mobil pick-up berserta sopir yang membawa kiriman tersebut ikut dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.