PARBOABOA, Jakarta - Perdana Menteri India yang dikenal transformatif namun kontroversial, Narendra Modi, mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan nasional pada Selasa (04/06/2024) malam.
Meskipun demikian, impiannya untuk memenangkan mayoritas kursi yang tak terbantahkan, hancur setelah hasil pemilu mengurangi dominasi partainya di parlemen.
Melansir laman CNN International, pasca kemenangan, Modi menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pendukungnya di New Delhi karena telah memilihnya.
Baginya, ini adalah kemenangan terbesar di dunia mengingat pemilihan umum (pemilu) India menjadi pemilu terbesar dengan ratusan juta penduduk sebagai massa pemilih.
Modi akan memimpin pemerintahan ketiganya secara berturut-turut dan menjadikannya sebagai salah satu politisi paling sukses dalam sejarah India pasca-kemerdekaan.
Meskipun demikian, Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpinnya gagal mencapai 272 kursi yang dibutuhkan untuk mayoritas mutlak di parlemen.
Hasil mengejutkan ini membuat mereka harus bergantung pada mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan.
Sementara, Aliansi Demokratik Nasional (NDA) berhasil memenangkan 292 kursi, di mana BJP hanya meraih 240 kursi.
Hal ini menjadi pukulan bagi Modi yang sebelumnya dengan penuh percaya diri berjanji akan memenangkan mayoritas 400 kursi dalam pemilu.
Kemenangan tersebut juga mengurangi aura tak terkalahkan Modi yang telah ia bangun dalam dua pemilu sebelumnya, di mana BJP memenangkan mayoritas kursi di parlemen.
Oposisi India yang sebelumnya dianggap tidak memiliki peluang besar, menganggap hasil tersebut sebagai penolakan terhadap gaya kepemimpinan Modi yang memecah belah.
Pemimpin Kongres Nasional India, Rahul Gandhi menyatakan bahwa hasil pemilu telah menunjukkan secara tegas bahwa rakyat menolak Modi dan partainya.
Bagi Rahul, hasil tersebut adalah pesan besar untuk ‘Tuan Narendra Modi’ dalam kepemimpinannya selama satu periode ke depan untuk membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat.
Kongres Nasional India (INC) yang memimpin aliansi partai oposisi mencoba menggulingkannya, namun gagal.
Mereka hanya berhasil merusak citra tak terkalahkan Modi dan merebut beberapa kursi BJP, termasuk di basis kekuatan tradisional partai yang berkuasa.
Sosok Transformatif yang Kontroversial
Sejak 19 April hingga 1 Juni 2024, lebih dari 640 juta masyarakat memberikan suara mereka dalam pemilu di berbagai tempat, mulai dari puncak Himalaya hingga hutan terpencil di barat India.
Meskipun partisipasi sedikit menurun dibanding pemilu 2019, kemenangan Modi untuk ketiga kalinya menunjukkan popularitasnya yang tetap tinggi di kalangan masyarakat.
Bagi jutaan pendukungnya, Modi adalah ikon yang kebijakannya telah mengubah kehidupan masyarakat biasa di India.
Ia juga turut membantu mewujudkan janji mobilitas sosial di negara yang masih terpecah oleh kesenjangan kelas.
Selama satu dekade terakhir, pemerintahan Modi telah memperbarui jaringan transportasi yang sudah tua, membangun jalan raya yang menghubungkan banyak desa dengan kota, serta mengawasi pembangkit listrik dan proyek maritim.
Modi juga mengklaim telah mensubsidi pembangunan sekitar 40 juta rumah beton untuk keluarga miskin. Namun, masa jabatannya tidak terlepas dari sejumlah kontroversi.
Ia pernah menghadapi kritik ketika melarang beredarnya uang kertas 500 dan 1.000 rupee India.
Larangan tersebut memicu kepanikan dalam sistem ekonomi yang umumnya sangat bergantung pada uang tunai.
Pada 2019, Modi juga menghadapi protes besar dari para petani yang menuntut harga yang dijamin untuk hasil panen mereka.
Dua tahun kemudian, para kritikus menuduhnya salah melakukan pengelolaan terhadap pandemi Covid-19 yang menyebabkan jutaan orang India meninggal dunia.
Penganiayaan agama dan Islamofobia juga meningkat di bawah pengawasannya. Ia dituduh mendukung sektarianisme untuk memperkuat impian nasionalis Hindu.
Para kritikus mengatakan bahwa Modi menyeret India menjauh dari akar sekuler yang diabadikan dalam konstitusi dan mengubah India menjadi negara mayoritas Hindu.
Kemenangan Modi akan menarik perhatian Amerika Serikat, China, dan Rusia. Washington juga telah lama melihat New Delhi sebagai benteng penting untuk melawan China yang semakin agresif.
Namun, India tetap dekat dengan Moskow dan membeli minyak murah Rusia meskipun ada invasi ke Ukraina dan sanksi yang dipimpin Barat.
Modi kini mengarahkan pandangannya untuk memperdalam transformasi India sebagai negara maju pada 2047, seratus tahun setelah kemerdekaan dari Inggris.
Meski pertumbuhan ekonomi India tetap mengesankan dengan adanya tenaga kerja muda yang melimpah, masalah pengangguran dan distribusi kekayaan yang tidak merata menjadi tantangan besar.
Para pendukung Modi optimis bahwa sosok kebanggan mereka tetap menjadi pemimpin terbaik untuk mewujudkan janji-janji ekonomi dan memperkuat posisi India sebagai pemain politik global.
Ilmuwan Politik, Christophe Jaffrelot dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa ada perasaan bahwa Modi membuat orang India kembali merasakan kebahagiaan.
Baginya, sosok pemimpin berusia 73 tahun itu tetap diakui sebagai kekuatan besar meski tercipta sejumlah persoalan dan tantangan yang dihadapi masyarakat India dari waktu ke waktu.
Biografi Narendra Modi
Narendra Damodardas Modi lahir pada 17 September 1950 di Vadnagar, Gujarat, India. Ayahnya Damodardas Mulchand Modi dan ibunya Heeraben, membesarkannya di lingkungan yang sederhana.
Modi menempuh pendidikan di Higher Secondary School di Gujarat sambil membantu keluarganya dengan bekerja di kedai teh mereka.
Pada usia 17 tahun, ia membuat keputusan besar untuk meninggalkan rumah dan berkeliling India selama dua tahun.
Setelah petualangannya, Modi menetap di Ahmedabad, Gujarat dan bergabung dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah organisasi yang mendukung regenerasi sosial dan budaya India.
Modi melanjutkan pendidikannya di University of Delhi dan meraih gelar BA dalam ilmu politik. Ia juga mendapatkan gelar master dalam bidang yang sama di Gujarat University.
Pada usia 35 tahun, ia bergabung dengan Bharatiya Janata Party (BJP) dan hanya dua tahun kemudian dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal partai tersebut.
Modi menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam posisinya sebagai Sekretaris Jenderal BJP dan memenangkan pemilihan Perusahaan Kotamadya Ahmedabad untuk pertama kalinya.
Ia juga berhasil meningkatkan jumlah kursi partainya dalam pemilihan majelis 1995 dengan meraih 121 kursi.
Karir politiknya semakin bersinar ketika pada 2001, Menteri Vajpayee memintanya untuk menjadi Menteri Utama Gujarat ke-14. Posisi tersebut dipimpinnya hingga 2014.
Setelah 13 tahun menjabat sebagai Menteri Utama Gujarat, Modi terpilih sebagai Perdana Menteri India, tepat pada 26 Mei 2014.
Ia telah menjabat selama dua periode sebagai pemimpin negara India dan dikenal sebagai pemimpin yang dinamis, tegas, dan berorientasi pada pembangunan.
Modi menerima pujian atas kontribusinya dalam pertumbuhan pesat ekonomi India dan upayanya dalam mengurangi kemiskinan.
Karena dedikasinya yang besar terhadap masyarakat kecil, ia dijuluki sebagai pemimpin yang pro-rakyat.