PARBOABOA, Pematangsiantar - Sejumlah negara-negara mayoritas Muslim mengecam keras India setelah politikus dari partai Hindu yang berkuasa melontarkan komentar kontroversial terkait Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Aisyah, melalui siaran televisi.
Komentar Nupur Sharma dan Naveen Jindal, politisi sekaligus juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP), itu telah memicu kerusuhan yang berujung pada kekerasan di Kanpur, Negara Bagian Uttar Pradesh.
Dilansir Associated Press, Selasa (7/6/2022), BJP merupakan partai dari Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Setidaknya ada lima negara-negara ArabArab beserta Pakistan, dan Afghanistan yang melayangkan protes kepada India.
Kemarahan negara-negara mayoritas Muslim itu juga merebak di media sosial. Seruan-seruan untuk memboikot produk-produk buatan India bergema.
Kerusuhan akibat komentar itu terjadi tak lama setelah meningkatnya tindak kekerasan yang dilakukan umat Hindu nasionalis kepada penganut agama Islam di India. Sementara Modi tak pernah angkat bicara terkait kerusuhan antaragama itu.
Selama bertahun-tahun, umat Muslim India seringkali menjadi sasaran ejekan dan kemarahan karena makanan, busana, dan pernikahan seiman yang mereka jalani.
Kelompok hak asasi manusia seperti Human Rights Watch dan Amnesty International sebelumnya telah memperingatkan bahwa serangan semacam itu dapat terus meningkat.
Mereka juga menuduh pemerintahan Modi tak mau peduli dan terkadang seperti membiarkan ujaran-ujaran kebencian dilontarkan kepada umat Muslim.
Tercatat 14% dari 1,4 miliar penduduk India merupakan umat Muslim. Meski terlihat sedikit, jumlah itu cukup untuk menjadi negara berpenduduk Muslim terbesar kedua di dunia.
Pemerintahan Modi sebelumnya tak ambil pusing atas komentar negatif anggota partainya itu. Namun, mereka mulai menyadari kesalahannya setelah Qatar dan Kuwait mulai melayangkan protes diplomatik.
BJP pada Minggu (5/6/2022) lantas menskors Sharma dan memecat Jindal serta mengeluarkan pernyataan yang berbunyi, "Sangat mengecam penghinaan yang dilontarkan kepada agama apapun."
"Anda telah menyampaikan pandangan yang bertentangan dengan posisi Partai dalam berbagai hal, yang merupakan pelanggaran jelas terhadap aturan nomor 10 (a) pada konstitusi BJP," demikian pernyataan Sekretaris Komisi Disiplin Pusat BJP, Om Pathak, dalam surat kepada Sharma.
Sharma sendiri telah menyampaikan permohonan maaf dan mencabut kembali komentarnya. "Saya menarik kembali kata-kata saya jika itu menyakiti sentimen agama manapun," ucapnya.
Tak lama setelahnya, Arab Saudi dan Iran juga melayangkan protes kepada India. Dan Organisasi Islam (OIC) yang bermarkas di Jeddah menyebut penghinaan itu sebagai "Konteks yang menunjukkan kebencian berlebih terhadap Islam di India dan merupakan perlakuan sistematis terhadap Muslim."
Kritik yang dilontarkan negara-negara mayoritas Muslim cukup keras dan menunjukkan bahwa komentat yang menghina Nabi Muhammad tidak dapat diterima.
Kementerian Luar Negeri Qatar berharap adanya permintaan maaf dari pemerintah India. Sementara Kuwait memperingatkan, jika tidak ada hukuman yang dijatuhkan terhadap oknum yang melontarkan komentar penghinaan itu, maka India akan mengalami peningkatan kebencian dan ekstrimisme.
Sementara, juru bicara Masjid Al-Azhar, menggambarkan penghinaan itu sebagai "terorisme nyata yang dapat membuat seluruh dunia terperosok ke dalam krisis akut dan perang mematikan."