Pemerintah Pantau Denyut Ekonomi dan Dorong Transformasi Mal di Jakarta

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama tiga menteri ekonomi meninjau persiapan WFA di Pondok Indah Mall, Jakarta. (Foto: Dok. Metrotvnews)

PARBOABOA, Jakarta – Menjelang penerapan kebijakan Work From Anywhere (WFA) sekaligus memasuki momentum belanja akhir tahun, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam menjaga denyut perekonomian nasional.

Hal ini tercermin dari kunjungan langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama sejumlah menteri ke salah satu pusat perbelanjaan utama di Ibu Kota, Pondok Indah Mall (PIM) 1, Jakarta, pada Jumat, 26 Desember 2025.

Kunjungan ini tidak sekadar bersifat seremonial, melainkan menjadi langkah nyata untuk memastikan sektor ritel tetap bergairah serta daya beli masyarakat tetap terjaga di penghujung tahun.

Airlangga Hartarto tidak datang sendiri. Ia didampingi oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, serta Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah.

Kehadiran para pemangku kebijakan lintas sektor ini mencerminkan kuatnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mendorong aktivitas ekonomi nasional, khususnya di sektor ritel dan konsumsi rumah tangga.

Setibanya di Pondok Indah Mall, rombongan menteri terlihat menyusuri sejumlah gerai. Mereka mengamati secara langsung suasana belanja masyarakat, ketersediaan produk, serta berbagai program potongan harga yang ditawarkan dalam rangka Belanja di Indonesia Aja (BINA) Great Sale 2025.

Beberapa gerai yang disambangi antara lain Guardian, Buttonscarves, hingga Supermarket HERO. Interaksi langsung dengan pelaku ritel ini menjadi sarana penting bagi pemerintah untuk menangkap dinamika di lapangan secara nyata, sekaligus mendengar langsung aspirasi pelaku usaha.

Di sela-sela kunjungan tersebut, Airlangga menjelaskan bahwa BINA Great Sale 2025 merupakan program besar yang digagas oleh Hippindo dan dilaksanakan secara serentak di seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia.

Program ini dirancang sebagai salah satu penggerak utama konsumsi domestik dengan target perputaran uang yang signifikan demi menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kegiatan ‘Belanja di Indonesia Saja’ ini diselenggarakan oleh Hippindo di seluruh mal dengan target Rp30 triliun sampai dengan 4 Januari 2026. Sebelumnya kita ada program Harbolnas itu sekitar Rp35 triliun. Jadi sampai akhir tahun kita targetkan Rp110 triliun dibelanjakan,” ujar Airlangga di Pondok Indah Mal, Jumat, 26 Desember 2025.

Lebih lanjut, Airlangga menekankan bahwa daya tarik utama program ini terletak pada besarnya potongan harga yang ditawarkan.

Hampir seluruh toko memberikan diskon hingga 50 persen. Bahkan, beberapa gerai menambah potongan harga tambahan hingga 25 persen serta cashback sebesar 10 persen.

Insentif tersebut diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan belanja, sehingga konsumsi domestik tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.

“Jadi itulah yang didorong agar terjadi pertumbuhan ekonomi dan belanja masyarakat bisa meningkat,” ujar Airlangga.

Menurut Airlangga, kehadiran Menteri UMKM dan Menteri Pariwisata dalam kunjungan ini juga memiliki makna strategis.

Pemerintah berharap sektor UMKM dapat semakin diperkuat melalui peningkatan penjualan di pusat perbelanjaan, sementara sektor pariwisata diharapkan mampu menarik wisatawan mancanegara untuk datang dan berbelanja di Indonesia.

Dengan demikian, belanja akhir tahun tidak hanya menjadi aktivitas konsumsi semata, tetapi juga berperan sebagai penggerak ekonomi yang berdampak luas bagi berbagai sektor.

Perkuat Gig Economy Anak Muda

Tidak berhenti pada urusan belanja akhir tahun, pemerintah juga memanfaatkan momentum ini untuk mendorong terobosan baru dalam menghadapi perubahan dunia kerja.

Salah satu gagasan yang kini mulai digencarkan adalah pemanfaatan pusat perbelanjaan atau mal sebagai ruang kerja alternatif.

Konsep ini dinilai relevan dengan gaya kerja fleksibel generasi muda sekaligus mampu menghidupkan kembali perputaran ekonomi di kawasan ritel.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa mal saat ini tidak lagi semata-mata diposisikan sebagai tempat berbelanja.

Perubahan pola kerja dan gaya hidup masyarakat membuka peluang besar bagi pusat perbelanjaan untuk bertransformasi menjadi ruang produktif yang mendukung aktivitas ekonomi, khususnya bagi para pelaku gig economy.

“Mal bukan hanya tempat belanja, tetapi bisa dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomi atau bekerja,” kata Airlangga.

Gagasan tersebut sejalan dengan paket ekonomi pemerintah nomor delapan yang secara khusus menitikberatkan pada pengembangan gig economy.

Airlangga menjelaskan bahwa sektor ini memiliki basis utama anak muda yang membutuhkan ruang kerja fleksibel, kolaboratif, dan mudah diakses.

Oleh karena itu, penyediaan fasilitas Work From Anywhere (WFA), termasuk Work From Mall (WFM), dipandang sebagai langkah strategis.

“Terkait dengan paket ekonomi nomor delapan yaitu gig economy, kita tahu basisnya adalah anak muda. Maka dari itu bisa disediakan oleh Hippindo untuk menyediakan workstation,” ujar Airlangga.

Lebih jauh, Airlangga mengungkapkan bahwa inisiatif ini bukan sekadar wacana. Hingga tahun 2025, sudah ada sejumlah mal yang mulai menyediakan fasilitas workstation bagi para pekerja lepas dan pelaku ekonomi kreatif.

Konsep yang diusung menyerupai ruang kerja kolaboratif, seperti yang telah diterapkan di Jakarta Creative Hub Thamrin.

“Konsep workstation yang dimaksud seperti di Jakarta Creative Hub Thamrin yang sudah menyediakan enam lantai untuk mendukung gig economy,” jelasnya.

Dalam konsep tersebut, pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi anak muda.

Mereka tidak hanya disediakan ruang kerja fisik, tetapi juga pendampingan yang komprehensif. Fasilitas yang disiapkan meliputi mentor, meja kerja, akses Wi-Fi, hingga kopi, sehingga para peserta dapat fokus berkreasi dan mengembangkan ide usaha.

“Jadi ini adalah kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, anak muda disediakan mentor, meja, Wi-Fi dan kopi.

Mereka silakan berkreasi selama satu tahun, kalau mereka punya produk nanti kita berikan kredit usaha rakyat dengan anggaran Rp10 triliun,” ujar Airlangga.

Dukungan terhadap konsep Work From Mall juga datang dari Kementerian Pariwisata. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menilai bahwa kehadiran pekerja di dalam mal akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Menurutnya, konsep ini sejalan dengan program Belanja di Indonesia Aja (BINA) atau Indonesia Great Sale.

“Bila banyak masyarakat yang bekerja di mal itu bisa meningkatkan perputaran ekonomi dan kesuksesan program BINA,” kata Widiyanti di sela sesi konferensi pers.

Dengan kolaborasi lintas sektor, pemanfaatan ruang publik yang inovatif, serta dukungan kebijakan yang adaptif, pemerintah berharap Work From Mall tidak hanya menjadi solusi kerja fleksibel bagi anak muda, tetapi juga menjelma sebagai motor baru penggerak ekonomi nasional di tengah dinamika perubahan dunia kerja dan konsumsi masyarakat.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS