PARBOABOA – Gerakan Non Blok adalah koalisi internasional negara-negara yang berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, dan netralitas dalam hubungan internasional.
Gerakan ini didirikan pada tahun 1961 di Beograd, Yugoslavia. Anggota GNB tersebar di seluruh dunia dan setiap negara anggota tentunya memiliki peranan penting.
Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok yang paling mendasar adalah sebagai salah satu pendiri dari banyaknya negara.
Secara umum, gerakan ini didasarkan pada prinsip-prinsip seperti non-intervensi, penghormatan terhadap kedaulatan nasional, pemecahan konflik secara damai, dan kerjasama saling menguntungkan di antara negara-negara anggota.
Dikutip dari buku yang berjudul Sejarah 3+ karya Drs. Sadirman A.M, M.Pd. (2008), berdirinya gerakan ini diprakarsai oleh Presiden Sukarno dari Indonesia, Perdana Menteri Pandit Jawaharalal Nehru dari India, Presiden Gamal Abdul Nasser dari Mesir, dan Presiden Joseph Broz Tito dari Yugoslavia.
Untuk mengetahui bagaimana peran Negara Indonesia dalam Gerakan Non Blok, mari simak pembahasannya di bawah ini.
Meski demikian, ternyata masih ada beberapa isu yang beredar terkait dengan peran Gerakan Non Blok.
Misalnya, tantangan dalam melawan terorisme, konflik antarnegara, pelucutan senjata, dan dampak globalisasi di bidang ekonomi serta teknologi informasi.
Dikutip dari buku yang berjudul Explore Sejarah Indonesia Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII karya Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum dan Arif Pradono, S.S., M.I.Kom, peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut:
1. Salah Satu Pendiri Gerakan Non Blok
Jika dikaji, Indonesia merupakan salah satu negara yang memprakarsai pembentukan Gerakan Non Blok.
Proses pembentukannya bermula pada pertemuan di Bogor pada 29 Desember 1954 dan saat Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang diadakan di Bandung pada 18-14 April 1955.
2. Menjadi Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Indonesia menjadi penyelenggara Konferenti Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok yang ke-10 di Jakarta pada 1-6 Desember 1992
3. Meredakan Konflik Di Yugoslavia
Indonesia bersama dengan negara-negara Asia dan Afrika lainnya memainkan peran sentral dalam meredakan ketegangan yang terjadi di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.
4. Negara Pemimpin Gerakan Non Blok
Dalam sejarahnya, tercatat bahwa Negara Indonesia pernah menjadi Ketua Gerakan Non Blok pada tahun 1992.
Dalam kedudukannya sebagai Ketua Gerakan Non-Blok, Indonesia berupaya menyelesaikan masalah utang luar negeri negara-negara berkembang miskin (HIPC/Heavily Indebted Poor Countries) secara terpadu, berkesinambungan, dan komprehensif.
5. Mendirikan Pusat Kerja Sama Teloniki Selatan-Selatan
Untuk memperkuat kerja sama negara-negara anggota, Indonesia bersama Brunei Darussalam mendirikan Pusat Kerja Sama Teloniki Selatan-Selatan GNB di Jakarta.
Program kegiatannya difokuskan pada bidang pengentasan kemiskinan, usaha memajukan usaha kecil dan menengah, serta teknologi informasi dan komunikasi.
6. Melakukan Mediasi dan Perdamaian
Salah satu peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok adalah melakukan upaya mediasi dan perdamaian dalam konteks Gerakan Non Blok.
Misalnya, pada tahun 1990-an, Indonesia memainkan peran penting dalam memfasilitasi proses perdamaian di Kamboja melalui Kerjasama Indonesia-Kamboja (KIK).
Upaya ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk mempromosikan pemecahan konflik secara damai dan diplomasi multilateral.
7. Membantu Penyelesaian Masalah Utang
Indonesia terus berperan aktif dalam menangani masalah utang luar negeri yang dihadapi oleh negara-negara berkembang yang ber kapita rendah.
Keterlibatan Indonesia dalam Gerakan Non Blok mencerminkan komitmen untuk memberikan bantuan secara terpadu, berkesinambungan, dan komprehensif dalam mengatasi persoalan ekonomi global.
8. Mengupayakan Perdamaian Dunia
Salah satu peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok (GNB) adalah mengupayakan perdamaian dunia. Salah satu momen pentingnya adalah saat KTT ke-10 GNB, yang melahirkan Jakarta Message atau Pesan Jakarta.
Salah satu poin penting dari Jakarta Message adalah mendukung kemerdekaan Palestina, meminta diskriminasi rasial yang terjadi di Afrika Selatan diakhiri, dan menolak adanya pemakaian senjata nuklir.
Itulah pembahasan mengenai peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok (GNB). Hal tersebut mencerminkan bahwa Negara Indonesia memiliki komitmen terhadap kemerdekaan, kedaulatan nasional, dan solidaritas dengan negara-negara berkembang. Semoga bermanfaat.
Editor: Juni