PARBOABOA, Pematangsiantar - Dinamika seputar Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar terus bergejolak.
Belum lama ini misalnya, berkas pendaftaran pasangan calon (paslon) Hendra-Kiswandi dikembalikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.
Divisi Hukum KPU Pematangsiantar, Roy Mansen Simarmata menjelaskan, pengembalian berkas tersebut dikarenakan tim dari pasangan jalur perseorangan itu tidak mengunggah berkas dukungan ke platform Silon.
Padahal persyaratan tersebut merupakan tahapan penting yang harus dilakukan sehingga KPU bisa melakukan verifikasi secara akurat terhadap berkas pencalonan.
"Proses unggah tersebut sangat penting karena merupakan tahap bagi KPU untuk melakukan verifikasi administratif," kata Roy kepada Parboaboa, Rabu (5/6/2024).
Ia menerangkan, meski berkas fisiknya telah disiapkan dengan baik, salinan digital yang diunggah ke platform Silon harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan surat Keputusan KPU dan Surat Dinas KPU Nomor 707/PL.02.2-SD/05/2024.
Diketahui, jumlah dukungan yang dikumpulkan pasangan Hendra-Kiswandi sebanyak 20.805, melebihi syarat KPU yang menetapkan batas minimal 20.221 dokumen syarat dukungan.
Jadwal pengunggahan berkas dukungan, berdasarkan peraturan KPU dilakukan usai pendaftaran. Di Pematangsiantar, akses ke platform Silon semula dibuka sejak tanggal 9 Mei dan berakhir pada 12 Mei 2024.
Namun, tenggat waktu tersebut diperpanjang hingga tanggal 15 Mei oleh KPU RI. Sayangnya, tim Hendra-Kiswandi tidak dapat memenuhi tenggat waktu tersebut.
Setelah berkasnya dikembalikan oleh KPU, pasangan ini langsung mengajukan permohonan meminta perpanjangan waktu pengunggahan syarat dukungan kepada Bawaslu Pematangsiantar. Adapun proses sidang dan mediasinya, saat ini sedang berlangsung.
"Jika Bawaslu memutuskan untuk memberikan waktu tambahan kepada mereka, maka kami akan melaksanakannya sesuai dengan keputusan yang diambil," kata Roy menambahkan.
Dia menegaskan, penyelesaian dari masalah ini bergantung pada keputusan yang akan diambil oleh Bawaslu. Rencananya, keputusan akan diumumkan pada hari Sabtu mendatang.
Dalam keterangan terpisah, Hendra Simanjuntak, bakal calon walikota Pemtangsiantar menyampaikan, waktu untuk mengunggah berkas ke Silon terlalu singkat.
Kata dia, mereka (Hendra-Kiswandi) mendaftar pada tanggal 9 Mei, tetapi aplikasi Silon baru dibuka pada tanggal 10 Mei. Ditambah, berdasarkan pengakuannya mereka hanya diberi pengenalan singkat mengenai Silon.
"Di tanggal 12 saya sudah pasrah gagal, karena KPU menekankan bahwa berkas dukungan harus diunggah melalui aplikasi Silon. Kami hanya diberi pengenalan singkat tentang fitur Silon. Ketika kami mencoba mengunggah, ternyata prosesnya rumit," katanya pada Parboaboa, Rabu (5/6/2024).
Hendra menjelaskan bahwa timnya telah menyiapkan berkas dukungan dalam bentuk fisik. Namun, berkas tersebut harus dimasukkan ke dalam tabel Excel yang disediakan di Silon.
Setelah dimasukkan, berkas harus di-scan menjadi file terpisah. Baginya, proses ini masih membutuhkan waktu yang panjang. Lalu, meski diperpanjang hingga tanggal 15 Mei, mereka yang mengunggah berkas sejak tanggal 12 mengaku kewalahan.
"Di tiga hari tambahan tersebut, kami telah mengunggah tujuh ribu berkas dukungan, dan yang berhasil divalidasi sebanyak empat ribu," cetusnya.
Kini kepastian nasib pasangan Hendra-Kiswandi berada di tangan Bawaslu. Hendra menegaskan, jika Bawaslu menolak permohonan mereka, pihaknya akan mengajukan gugatan ke PTUN.
"Saya tidak akan menyerah, karena masyarakat sudah mendukung saya tanpa pamrih," tegas Hendra dengan penuh keyakinan.
Motivasi Hendra maju sebagai calon walikota
Kecintaan pada Kota Pematangsiantar merupakan alasan dan motivasi utama Hendra Simanjuntak mencalonkan diri sebagai Walikota - meski melalui jalur perseorangan/independen.
Dia melihat dalam dua dekade terakhir, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah itu stagnan. Bahkan, predikat Kota Pematangsiantar sebagai kota pendidikan, mulai tidak diperhitungkan lagi.
Hendra sebelumnya pernah bergabung dengan partai politik saat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Pematangsiantar pada pemilu 2019.
Saat itu meski berhasil mengumpulkan ribuan suara, ia gagal lolos sebagai anggota DPRD karena sistem perhitungan suara menggunakan metode Sainte Lague.
Seiring berjalannya waktu ia terus berjuang dan konsisten mempertahankan integritasnya.
Pada Pemilu tahun 2024 tahun ini, Hendra sempat mempertimbangkan untuk maju lagi sebagai caleg.
Namun, setelah menerima saran dari teman-temannya, juga dari berbagai kalangan, seperti akademisi, tokoh adat dan tokoh agama, dengan penuh keyakinan ia lalu mencalonkan diri sebagai walikota.
"Awalnya, saya tidak ada terpikir untuk mencalonkan diri sebagai wali kota, karena itu bukanlah hal yang gampang," ucapnya.
Hendra berjanji akan fokus membenahi 3 sektor utama jika kelak terpilih sebagai walikota, yaitu pendidikan, kesehatan, dan spiritualitas.
Menurutnya, pendidikan yang berkualitas merupakan kunci membentuk masyarakat cerdas sehingga membantu menentukan arah pembangunan.
Salah satu cara untuk merealisasikan hal itu adalah dengan membangun SMA atau SMK unggulan. Nanti siswa/i nya bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan terutama untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan kerja.
Hal itu, tegas Hendra akan memastikan bahwa lulusan SMK/SMA memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dan dapat bekerja di perusahaan-perusahaan ternama tersebut setelah tamat.
"Dengan demikian, kita akan memproduksi sumber daya manusia di Pematangsiantar," katanya.
Selain itu kata dia, Pematangsiantar sudah saatnya memiliki Universitas Negeri. Sebagai wakil rektor II di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Hendra mengaku punya pemahaman mendalam tentang dunia pendidikan dan cara membangunnya.
Di sektor kesehatan, Hendra menyadari Pematangsiantar merupakan salah satu kota besar di Sumatera Utara yang memerlukan perhatian lebih.
Saat ini sebutnya, banyak warga yang lebih memilih berobat ke Medan meski Pematangsiantar memiliki banyak rumah sakit.
Untuk mengatasi kesenjangan ini perlu dibangun fasilitas kesehatan yang memadai agar masyarakat tidak perlu lagi berobat keluar kota. Selain itu, sumber daya manusia petugas kesehatan harus terus dilatih.
Tak hanya itu, ia juga berjanji membenahi aspek kebersihan tempat-tempat publik seperti pasar horas dan pasar tradisional lainnya.
Ia mengatakan kalau pasarnya bersih orang akan merasa aman dan nyaman, termasuk pengunjung yang datang dari luar daerah.
Dengan menyusun ulang pasar-pasar tersebut untuk lebih bersih dan sehat, ini akan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Pematangsiantar, tetapi juga akan membuat pengunjung dari luar kota merasa nyaman.
Terkait aspek spiritualitas, Hendra menegaskan Pematangsiantar dikenal dengan tigkat toleransi yang tinggi sehingga perlu dipertahankan.
"Terkait spiritualitas ini, saya tidak akan masuk ke ranah agama. Tapi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menganut agama," kata dia.
Sementara itu, untuk memastikan transparansi pemerintahan kota, ia berjanji setiap rencana kerja harus bisa diakses publik. Salah satu caranya yaitu memanfaatkan media sosial.
Pada intinya, sebagai akademisi ia menegaskan, "akan selalu melakukan kajian sebelum mengambil kebijakan."
Editor: Gregorius Agung