PARBOABOA, Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tiba di New York, Amerika Serikat, pada Sabtu (20/9/2025) waktu setempat.
Kehadiran orang nomor satu di Indonesia ini bertujuan menghadiri Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekaligus menjadi momentum penting bagi diplomasi Indonesia di panggung dunia setelah hampir satu dekade tidak bersuara langsung di forum tersebut.
Presiden Prabowo mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York, sekitar pukul 16.50 waktu setempat.
Dalam lawatan kali ini, ia didampingi putranya, Didit Hediprasetyo, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Setibanya di bandara, Kepala Negara disambut hangat oleh Wakil Tetap RI untuk PBB, Y.M. Umar Hadi, bersama Penasihat Militer PTRI New York Brigadir Jenderal Felix Lumban Tobing.
Usai penyambutan resmi, rombongan Presiden langsung menuju hotel tempatnya menginap di kawasan Manhattan.
Di sana, sambutan semakin terasa hangat ketika diaspora Indonesia berkumpul untuk menyapa, mulai dari mahasiswa, perwakilan organisasi masyarakat, hingga pejabat dari KJRI New York, PTRI, dan KBRI Washington DC.
Kehadiran mereka memperlihatkan antusiasme tinggi atas lawatan Presiden ke Amerika Serikat.
Suasana semakin semarak ketika sejumlah pejabat penting terlihat hadir lebih dulu untuk menanti kedatangan Presiden.
Di antaranya Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, serta tokoh ekonomi dan bisnis seperti CIO BPI Danantara Pandu Sjahrir, Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo, hingga Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie.
Kehadiran mereka menegaskan bahwa kunjungan ini juga sarat dengan agenda strategis lintas sektor.
Dalam jadwal resminya, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB.
Pidato tersebut diharapkan membawa pesan penting tentang komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, kerja sama global, dan kepentingan nasional.
Selain itu, Prabowo dijadwalkan bertemu secara bilateral dengan sejumlah pemimpin dunia untuk memperkuat jejaring diplomasi Indonesia.
Kehadiran Prabowo di forum internasional ini disambut penuh harapan oleh diaspora Indonesia di Amerika Serikat.
Brein Sitohang, mahasiswa Indonesia di University of Washington D.C., menilai bahwa Presiden sebaiknya membawa semangat persatuan khas Indonesia ke panggung dunia.
Menurutnya, nilai Bhinneka Tunggal Ika yang melekat pada bangsa Indonesia layak ditularkan kepada komunitas global sebagai inspirasi dalam menjaga kerukunan dan kedamaian.
“Harapannya nanti di forum PBB, Bapak Presiden bisa membawa semangat persatuan yang kita miliki di Indonesia. Unity in diversity adalah nilai luhur yang penting untuk dunia,” kata Brein saat menyambut Presiden di Manhattan.
Pendapat serupa disampaikan Glory Lamria Aritonang, mahasiswa Indonesia di Columbia University.
Ia mengaku bangga melihat Presiden Indonesia kembali hadir di sidang umum PBB setelah hampir 10 tahun absen.
Namun, Glory juga berharap momentum tersebut tidak hanya sekadar simbolik, melainkan menjadi wadah nyata bagi diaspora untuk menyuarakan aspirasi, terutama terkait isu perlindungan dan keamanan bagi para imigran Indonesia di Amerika Serikat.
“Yang utama sebenarnya adalah perlindungan. Kami berharap Presiden bisa memperhatikan keamanan diaspora Indonesia yang masih menghadapi tantangan di sini,” ujarnya.
Sementara itu, di tengah persiapan sidang umum, isu konflik Palestina-Israel dipastikan kembali menjadi sorotan utama.
Presiden Majelis Umum PBB ke-80, Annalena Baerbock, menegaskan bahwa forum dunia itu akan mengecam pelanggaran hukum internasional yang terjadi di Jalur Gaza.
Ia menyebut, pekan depan akan berlangsung konferensi mengenai solusi dua negara, di mana mayoritas negara anggota menegaskan pentingnya akses bantuan kemanusiaan, gencatan senjata, serta pengakuan hak Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
Baerbock menekankan bahwa meskipun dirinya kini berperan sebagai Presiden Majelis Umum PBB dan tidak dapat menyatakan pendapat pribadi, mayoritas negara anggota masih melihat solusi dua negara sebagai jalan terbaik.
“Israel dan Palestina harus hidup berdampingan secara aman. Itu satu-satunya solusi,” ujarnya.
Seiring dengan dinamika itu, Sidang Umum PBB ke-80 menjadi panggung penting bagi Presiden Prabowo Subianto.
Kehadirannya di New York bukan hanya simbol keikutsertaan Indonesia dalam diplomasi global, melainkan juga ujian pertama bagi peran baru Indonesia di tengah isu-isu internasional yang semakin kompleks.