PARBOABOA, Jakarta - Rusia mengatakan akan memamerkan satu set lengkap torpedo Poseidon untuk pertama kalinya. Diketahui dari sumber yang dekat dengan Kementerian Pertahanan menjelaskan, manufaktur pembuat kapal Rusia telah memproduksi satu set lengkap torpedo Poseidon yang akan diangkut oleh kapal selam nuklir besar Belgorod. Selain itu Kapal Belgorod itu akan dipersenjatai “dalam waktu dekat”, ujar sumber tersebut pada, Selasa (17/01/2023).
Dia mengatakan sistem senjata itu etelah selasai diuji coba pada berbagai elemennya, termasuk pada sistem propulsi.
Adapun, propulsi merupakan rangkaian sistem pada kapal yang berfungsi menggerakkan kapal. Poseidon mempunyai reaktor nuklir untuk dapat menghasilkan propulsi dan membawa hulu ledak nuklir sebagai muatannya. Pengembangan pertamanya pun sudah dimulai sejak 2015.
Sistem tersebut dirancang sebagai senjata pemusnah massal yang sulit dicegat dan bisa melenyapkan aset strategis angkatan laut seperti pangkalan militer, galangan kapal, dan gugus tempur kapal induk.
Setelah itu, militer Rusia disebut berencana mengembangkan hingga empat kapal selam nuklir yang disusun untuk misi ini. Kapal selam Belgorod adalah yang pertama dan telah rampung pada 2019. Kapal ini telah digunakan pada Juli 2022.
Walaupun begitu, tidak diketahui berapa jumlah set torpedo Poseidon untuk sebuah kapal. Sebagian ahli menilai kapal selam mampu membawa enam set torpedo, tapi beberapa lainnya menilai kapal selam bisa membawa delapan set torpedo.
Kemudian, Belgorod sendiri mempunyai bobot 30 ribu ton dan panjang 184 meter. Sementara torpedo Poseidon dipercaya mempunyai panjang 16 sampai 24 meter.
Sebelumnya, Torpedo Poseidon diperdiksikan dibawa dalam wadah yang terpasang di lambung kapal selam dibanding tabung internal. Sistem torpedo nuklir ini sebenarnya sudah diungkap sejak tahun lalu. Salah satu pejabat senior AS mengatakan bahwa Angkatan Laut Rusia tengah merencanakan uji coba nuklir torpedo dalam beberapa pekan terakhir di bulan November.
Uji coba itu disebut turut menyertakan kapal selam Belgorod. Saat itu, kapal-kapal tersebut tampak meninggalkan area uji coba di Laut Arktik. Kapal juga terlihat terlihat kembali ke pelabuhan tanpa melakukan tes. Amerika Serikat meyakini Rusia kemungkinan mengalami kesulitan teknis saat melakukan uji coba tersebut.