PARBOABOA, Pematangsiantar - Rusia dilaporkan tengah menyusun kembali kekuatan guna melancarkan serangan skala besar di Ukraina.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/4/2022), mengutip keterangan pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Rusia telah menarik sekitar dua pertiga pasukannya di sekitar Kyiv untuk menyusun ulang kekuatan.
Sebagian besar pasukan Rusia dikirim kembali ke Belarus dengan rencana untuk ditempatkan kembali di tempat lain di Ukraina.
"Mereka menyisakan sekitar sepertiga dari pasukan yang telah mereka susun untuk melawan Kyiv," kata pejabat anonim itu kepada AFP.
“Kami mulai melihat mereka berkonsolidasi di Belarus. Apa yang terus kami yakini adalah bahwa mereka akan diperbaiki, disuplai, bahkan mungkin diperkuat dengan tenaga tambahan, kemudian dikirim kembali ke Ukraina untuk melanjutkan pertempuran di tempat lain,” sambungnya.
Pemindahan itu dilakukan setelah pasukan Ukraina melakukan serangan balik yang kuat terhadap Rusia.
Kekuatan pertahanan Ukraina yang sangat baik telah membuat Rusia kerepotan semenjak invasi yang dilancarkan pada 24 Februari lalu itu. Hingga kini, ibu kota Kyiv masih belum juga jatuh ke tangan Tentara Merah.
Analis militer Barat menyebut, pengepungan Kyiv yang gagal sebagai kekalahan signifikan bagi Rusia.
Namun demikian, Moskow menyiratkan bahwa pihaknya ingin memfokuskan upaya militernya di wilayah Donbass, Ukraina tenggara, lokasi di mana pasukan separatis pro-Rusia berada.
Evakuasi massal
Sementara itu, Gubernur Luhansk, Sergiy Gaiday, pada Senin melalui aplikasi pesan Telegram mengatakan, pasukan Rusia sedang mempersiapkan serangan besar di Ukraina timur, dan ia mendesak evakuasi massal.
"Kami melihat peralatan datang dari berbagai arah, mereka membawa pasukan, mereka membawa bahan bakar," kata Gaiday seperti dilansir AFP.
"Kami mengetahui mereka sedang mempersiapkan serangan besar skala penuh," tambahnya. Gaiday lalu mendesak warga untuk meninggalkan wilayah itu sesegera mungkin.
"Tolong jangan menunggu rumah Anda dibom," katanya dalam video terpisah. Ia juga, merinci bahwa 1.000 orang telah dievakuasi pada Senin.
"Pemboman semakin sering. Tadi malam ada upaya untuk menerobos di Rubizhne (dekat Luhansk). (Tapi) para pembela kami memukul mundur dan membuat beberapa tank tidak beraksi--ada puluhan mayat (tentara Rusia), kata Gaiday.
"Kemarin, sayangnya, dua relawan tewas dalam ledakan ranjau atau mortir," lanjutnya, dengan menambahkan bahwa sebuah gereja dibom.
Wali Kota Borova, Oleksandr Tertyshnyy, yang kotanya berada di tengah-tengah antara Luhansk dan kota utama Kharkiv di timur, mengatakan bahwa pihak berwenang setempat harus mengambil keputusan untuk mengevakuasi penduduk demi keamanan warga.
Putin penjahat perang
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden kembali menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang setelah mengetahui soal insiden yang terjadi di Kota Bucha, Ukraina.
Saat melakukan wawancara singkat dengan wartawan pada Senin (4/4/2022), dia sempat ditanya tentang foto mengerikan yang keluar dari Kota Bucha di barat laut Kyiv.
"Anda mungkin ingat saya dikritik karena menyebut Putin sebagai penjahat perang. Sebenarnya, Anda melihat apa yang terjadi di Bucha, ini membenarkan bahwa dia (Putin) adalah penjahat perang,” kata Biden, seperti dilansir Sky News.
Dalam kesempatan itu, Biden menyatakan informasi lebih dalam terkait insiden di Bucha perlu dikumpulkan untuk membuktikan kejahatan perang yang dilakukan Rusia.
"Kita harus mengumpulkan informasi. Kita harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran, dan kita harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi pengadilan kejahatan perang,” ungkap Biden.
Dia juga menyinggung Putin sebagai sosok yang brutal. "Orang ini brutal. Apa yang terjadi di Bucha keterlaluan dan semua orang telah melihatnya. Saya pikir itu adalah kejahatan perang. Dia harus bertanggung jawab," tutur Biden.
Ditanya tentang tanggapan AS soal insiden di Bucha, dia menyebut, akan mempersiapkan lebih banyak sanksi. “Saya mencari lebih banyak sanksi," kata dia.
Sebelumnya, beredar laporan dan foto yang menunjukkan ada ratusan mayat bergelimpangan di Bucha dan kota-kota lain di sekitar Kyiv.
Juru bicara jaksa penuntut hukum Ukraina menggambarkan, ada satu ruangan di Bucha yang dijadikan sebagai "ruang penyiksaan" bagi warga sipil. Di sana ditemukan jenazah lima pria dengan tangan terikat.
Wartawan Associated Press menyaksikan sendiri puluhan mayat yang bergelimpangan di Bucha. Dan 13 di antaranya tergeletak di sekitar bangunan yang dijadikan basis oleh pasukan Rusia
Sedangkan tiga jenazah lainnya ditemukan di tangga dan enam lainnya dikubur bersama dalam satu liang lahat.
Banyak dari mayat-mayat yang disaksikan langsung oleh jurnalis Associated Press itu ditembak dari jarak dekat. Beberapa bahkan ditembak di kepala dengan tangan terikat.