PARBOABOA, Jakarta - Hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP mengalami keretakan pasca mantan Wali Kota Solo itu tak memberikan dukungan terhadap Ganjar-Mahfud, pasangan capres-cawapres yang diusung Partai berlambang Banteng moncong putih di Pilpres mendatang.
Keretakan hubungan ini diprediksi bakal disusul oleh kepindahan Jokowi dari PDIP ke partai Lain. Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu partai yang telah secara terbuka menyatakan akan menerima Jokowi jika harus angkat kaki dari PDIP.
Ketua Umum PAN, Zulkifi Hasan (Zulhas) bahkan secara terang-terangan mengklaim Jokowi telah bergabung dengan partainya saat kampanye Prabowo-Gibran di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/12/2023).
Sementara itu, sekalipun tak memberi jawaban pasti, presiden Jokowi merespons pernyataan Zulhas dengan menggambarkan hubungan baik dirinya dengan partai berlambang Matahari selama ini.
Jokowi mengatakan, "partai PAN selama ini masuk koalisi pemerintah. PAN itu masuk ke keluarga kita, dan kita jadi keluarga PAN."
Pengamat politik Ahmad Atang menilai, partai PAN Sebenarnya sedang bermanuver dan melihat dinamika antara Jokowi dengan PDIP yang mengalami relasi yang stagnan.
Selanjutnya, momentum ini dapat dimanfaatkan oleh Partai PAN sebagai upaya untuk memancing sikap Jokowi terkait masa depan politiknya setelah lengser dari jabatan presiden.
"Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh PAN untuk memancing Jokowi bersikap terhadap masa depan politik Jokowi. PAN sedang menyiapkan panggung bagi Jokowi setelah lengser dari Presiden," kata Ahmad Atang kepada PARBOABOA, Senin (18/12/2023).
Ia mengatakan, Jokowi yang hanya memberikan pernyataan simbolik secara verbal, dapat dimaknai sebagai ungkapan kedekatan secara emosional maupun politik.
Menurutnya, walaupun belum ada respons konkret dari Jokowi, dalam politik, segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk kemungkinan perpindahan Jokowi dari PDIP ke PAN.
"Sungguhpun begitu, dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk perpindahan Jokowi dari PDIP ke PAN," katanya.
Ahmad Atang mengatakan, sinyal kemungkinan Jokowi keluar dari PDIP dapat terbaca dari dua peristiwa penting yaitu, masuknya Kaesang Pangarep sebagai ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan didapuknya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo.
Menurut Ahmad Atang, Jokowi saat ini sedang melakukan distribusi politik bagi anak-anaknya, dan, pada akhirnya Jokowi juga akan menentukan panggung politik untuk dirinya sendiri.
"Apakah tetap di PDIP, atau keluar dan bergabung dengan partai lain, atau bisa jadi Jokowi akan membentuk partai baru. Semua kemungkinan bisa saja terjadi dan waktulah yang akan menjawabnya," Kata Ahmad Atang.