PARBOABOA, Jakarta - Ketua Indonesia Impact Alliance (IIA), Romy Cahyadi menilai investasi di Indonesia, terutama investasi berdampak masih mengalami sejumlah tantangan, salah satunya aset yang dikelola relatif rendah.
Menurutnya, dominasi investasi masih berupa dana asing, namun dengan manajemen aset yang rendah dan terbatasnya sumber daya.
"Padahal, ekosistem investasi di negeri ini telah memberikan peluang besar untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030," kata Romy, kemarin.
Berdasarkan laporan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN), kata Romy, jumlah investasi berdampak di Indonesia selama satu dekade terakhir masih lebih rendah dibanding investor konvensional.
"Pada tahun 2020 lalu, baru terdapat 66 investor berdampak. Sedangkan, jumlah investor konvensional mencapai 187 perusahaan," ujar Romy.
IIA, lanjutnya, ingin menghubungkan investor asing ataupun domestik guna tercapainya peluang di Indonesia, terutama mendukung pencapaian target SDGs 2030 tepat waktu.
"Demi mewujudkan hal tersebut, IIA akan aktif mengedukasi publik. Caranya, dengan memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang investasi berdampak kepada investor, pengusaha, dan pemangku jabatan lainnya," papar Romy.
Tak hanya itu, IIA, lanjut Romy, juga akan mengembangkan basis data dengan mengidentifikasi dan mendukung wirausaha tahap awal yang berpotensi menciptakan dampak nilai lingkungan dan sosial.
"Kemudian, IIA turut mendorong aliran modal ke investasi berdampak melalui penyaluran dana pengelolaan," tegasnya.
Keunggulan investasi berdampak telah diterapkan di seluruh dunia, dan IIA bersemangat memperluas pendekatan yang sama di Indonesia, imbuh Romy Cahyadi.