PARBOABOA, Jakarta – Sebanyak 22 orang, termasuk belasan polisi tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata pada Senin (23/10/2023) lalu, di Meksiko.
Penyerangan pertama terjadi di kota Coyuca de Benitez, negara bagian Guerrero, salah satu wilayah termiskin di Meksiko dan merupakan titik kekerasan antara polisi dan penyelundup narkoba.
Terduga kelompok bersenjata ini menyerang petugas patroli keamanan hingga menewaskan 11 anggota kepolisian.
Jaksa Alejandro Hernandez, menyebut hingga kini pihak berwenang masih menyelidiki motif dari serangan tersebut.
Kemudian, serangan kedua pada hari yang sama terjadi di negara bagian Michoacan, sebelah utara Guerrero.
Dalam serangan itu, kelompok kriminal menargetkan 1 orang polisi dan 4 warga sipil. Mayat kelimanya ditemukan di Jalan Raya Kota Tacambaro.
Tak hanya korban jiwa, kelompok kriminal juga menargetkan adik laki-laki dari wali kota setempat hingga membuatnya mengalami luka-luka.
Berdasarkan video yang diunggah ke media sosial, terlihat kelompok bersenjata melepaskan tembakan sebelum akhirnya melarikan diri menggunakan beberapa kendaraan.
Adapun, serangan ketiga terjadi di komunitas pedesaan San Miguel Canoa, sekitar 120 km (75 mil) dari ibu kota, Meksiko.
Hari itu, terjadi baku tembak antar tersangka pengedar narkoba hingga menewaskan sedikitnya 6 orang dan 3 lainnya luka-luka.
Menurut kelompok nirlaba Causa en Comun, dengan adanya kejadian tersebut, total ada lebih dari 340 anggota kepolisian telah terbunuh sepanjang 2023.
Meksiko vs Kartel Narkoba
Diberitakan, Pemerintah Meksiko telah berperang melawan kartel narkoba sejak 2006 dan mengakibatkan lebih dari 420.000 orang tewas.
Tak hanya itu, tingkat pembunuhan di Meksiko turut mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat menjadi 25 per 100.000 penduduk sejak perang dimulai.
Pemerintah Meksiko mencatat, ada lebih dari 110.000 orang hilang sejak tahun 1962, yang sebagian besar disebabkan oleh organisasi kriminal.
Bentrokan antara pasukan keamanan dan penyelundup narkoba juga kerap terjadi di wilayah Guerrero dan Michoacan.
Dilansir dari Al Jazeera, aksi kekerasan ini selalu meningkat ketika menjelang pemilihan umum (pemilu) di Meksiko. Biasanya, kekerasan tersebut menargetkan pejabat tingkat rendah.
Diketahui, Meksiko akan mengadakan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juni 2024 mendatang dengan mempertemukan antara mantan Wali Kota Mexico City, Claudia Sheinbaum, dan anggota parlemen oposisi, Xochitl Galvez.