PARBOABOA, Jakarta – Kasus pembunuhan berantai yang melibatkan seorang dukun gadungan asal Banjarnegara, Jawa Tengah tengah menjadi sorotan publik.
Bermodus penggandaan uang, Slamet Tohari alias Mbah Slamet diduga membawa korban ke lahan perbukitan miliknya yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah tersangka. Disanalah pelaku dan korban melaksanakan ritual.
Pelaku kemudian melancarkan aksinya menggunakan minuman yang mengandung racun potas dan obat penenang.
Korban yang menenggak minuman tersebut diduga akan meninggal dalam waktu lima menit. Setelah memastikan korban tak bernyawa, Slamet kemudian menguburkan mereka lokasi yang sama.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, para korban dikubur dalam sebuah lubang yang saling berdekatan. Bahkan, aksi keji tersebut dilakukan pelaku tanpa bantuan orang lain alias sendirian.
"Semua dikubur di sini. Jaraknya berdekatan, hanya di sekitar sini saja. Itu semua diberi minuman yang ada racun potasium," jelas Hendri dalam konferensi pers di lokasi kejadian, dikutip Selasa (4/4/2023).
Kronologi kasus Mbah Slamet terungkap
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh oleh Mbah Slamet terungkap setelah laporan dari GE, anak dari salah satu korban bernama PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 27 Maret 2023.
PO diketahui mendatangi rumah tersangka pada 23 Maret 2023 lalu untuk menagih uang sebesar Rp70 juta yang dijanjikan bakal berlipay ganja menjadi Rp5 miliar. Sesampainya di rumah tersangka, PO sempat mengirim pesan kepada anaknya.
"Ini di rumahnya Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, datang langsung ke lokasi bersama aparat," tutur Hendri menirukan isi pesan tersebut.
Keesokan harinya, korban ternyata tak bisa dihubungi. Berbekal keterangan anak korban, polisi melakukan penyelidikan dan menemukan jasad PO terkubur di jalan setapak yang menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada tanggal 1 April 2023 lalu.
Hendri mengatakan, pembunuhan tersebut diduga terjadi lantaran pelaku merasa kesal karena korban terus-menerus menagih janjinya. Tak hanya itu, pelaku juga mengaku telah menekuni aksi keji itu sejak 2020 silam.
Hingga kemarin, Hendri mengungkapkan bahwa korban pembunuhan Mbah Slamet mencapai 12 orang. Namun, besar kemungkinan jumlah tersebut bertambah, karena polisi masih terus mendalami keterangan pelaku.
"Untuk hari ini totalnya ada 12 jenazah yang kami temukan," ujar Hendri.
Editor: Sondang