PARBOABOA, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi dalam sepekan terakhir. BPPTKG mencatat adanya 68 kali awan panas guguran (APG) yang disemburkan gunung tersebut, kemudidan 131 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 42 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 271 kali gempa fase banyak (MP), 1.020 kali gempa guguran (RF), dan 4 kali gempa tektonik (TT) pada periode 10-16 Maret 2023.
Dalam keterangan resminya, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso menyebut, awan panas guyuran Merapi bergerak ke arah barat daya, mengarah ke hulu Kali Bebeng dan Krasak, sehingga memicu hujan abu disejumlah wilayah.
"Pada minggu ini terjadi 68 kali awan panas guguran (APG) ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng dan Krasak) dengan jarak luncur 1.500 meter hingga 4.000 meter," ujarnya seperti dilansir dari Antara, Jumat (17/3/2023)
Dia mengatakan, serangkaian awan panas guguran yang cukup besar pada tanggal 11-12 Maret 2023 dan menyebabkan hujan abu dengan intensitas yang bervariasi pada sektor barat, barat laut, dan utara Gunung Merapi, di antaranya di wilayah Kecamatan Dukun dan Sawangan di Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kecamatan Selo di Kabupaten Boyolali, dan Kecamatan Ambarawa, Jambu, Sumowono, Pringapus, Banyubiru, dan Bawen di Kabupaten Semarang.
Agus menginformasikan bahwa meski aktivitas vulkanik masih cukup tinggi, Gunung Merapi saat ini masih berstatus Siaga atau Level III. Namun, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi, seperti guguran lava dan awan panas pada sektor selatan hingga barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, dan Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer, pada wilayah tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol mencapai lima kilometer.
Selain itu, Agus mengatakan bahwa lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak jika terjadi letusan eksplosif.
Agus juga menekankan agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.