Festival Musik Samosir: Dari Tuktuk Siadong untuk Dunia

Konferensi Pers Samosir Music International. (Foto: PARBOABOA/Rizal Tanjung)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Samosir Music International (SMI) akan kembali digelar untuk yang ketujuh kalinya. Di tahun 2024, SMI berlangsung di Open Stage, Tuktuk Siadong, Pulau Samosir. 

Jika di tahun-tahun sebelumya SIM digelar hanya dalam dua hari, di tahun ini akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 9 hingga 11 Agustus.

Acara akan berlangsung di dua area, yaitu di panggung utama dan Plaza. Di panggung utama, pengunjung dapat menikmati pertunjukan musik selama dua hari, dari tanggal 9-10 Agustus.

Sementara itu, di area Plaza, pengunjung dapat menikmati bazaar UMKM, workshop, talkshow, dan pertunjukan live musik yang berlangsung selama tiga hari penuh.

Founder dan Event Director SMI, Henry Manik menjelaskan, sejak pertama kali diadakan pada tahun 2014, event ini tetap konsisten menampilkan berbagai seni yang menggabungkan elemen lokal dan internasional.

"Adapun proses pemilihan seniman dan musisi yang tampil dilihat dari karya original mereka dan jam terbang," kata Henry kepada Parboaboa, Rabu (7/8/2024).

Dalam proses pemilihan seniman dan musisi berbakat, Henry menyeleksi mereka melalui media sosial. Jika nanti seniman tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan, mereka akan diberi kesempatan untuk tampil di SMI.

Ia menegaskan dirinya tidak hanya fokus pada kualitas musik yang dihasilkan tetapi juga turut memberikan edukasi dan masukan berharga kepada para seniman agar mereka semakin berkembang.

"Karena biasanya, musisi daerah hanya tahu cara tampil tanpa mendapatkan banyak edukasi tentang seni yang mereka geluti," Ujar Henry.

Sejauh ini seniman yang diundang untuk tampil sangat antusias karena berkesempatan berbagi panggung dengan musisi-musisi besar.

Kendati demikian Henry berharap SMI tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga dan menghormati warisan budaya.

Seniman dan musisi lokal dari tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba, dan Kabupaten Karo juga akan tampil. Selain bermusik mereka akan menampilkan tari tradisional, seperti Tortor Massal dan tari kreasi yang menceritakan sejarah Batak.

Sementara itu, untuk pameran tenun Batak, SMI 2024 berkolaborasi dengan Yayasan Kreasi Tenun Nusantara (YKTN). Di sana akan ada upaya edukasi yang menyasar kaum muda guna memahami sejarah serta melestarikan tenun Batak.

Adapun tiket masuk ke panggung utama dikenakan biaya seratus lima puluh ribu rupiah, sementara area Plaza dapat diakses secara gratis. Acara ini menargetkan sepuluh ribu pengunjung.

Seniman dan musisi ternama yang akan tampil di Samosir Music International (SMI) 2024 antara lain Vicky Sianipar, Tigor Sihombing, Osen Hutasoit, Ruth Sihotang, Jun Munthe, Ogar Nababan, serta seniman dan artis asal Belanda dan Malaysia.

"SMI merupakan sebuah diplomasi budaya yang menghubungkan seniman lokal dengan internasional," pungkas Henry.

Henry mengaku bangga karena banyak manfaat yang didapatkan dari SIM. Salah satunya banyak mahasiswa yang menjadikan festival ini sebagai topik tesis, hal yang tidak ia duga sebelumnya.

Selain itu, berkontribusi positif terhadap peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Danau Toba. Bagi dia, meskipun keindahan Danau Toba sudah dikenal, tapi masih banyak aspek budaya yang dapat digali dan dikemas secara menarik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Musisi asal China, Ngartini Huang juga tampil, berkolaborasi dengan musisi Batak di SIM.

"Saya telah berkomunikasi dengan panitia sejak bulan Maret lalu untuk bergabung dalam SMI tahun ini," kata Ngartini kepada Parboaboa.

Ia berujar penting mendukung festival seperti SIM karena tidak hanya menampilkan seni budaya tradisional tetapi juga keberagaman dalam skala internasional.

"Saya berharap acara seperti ini sering diadakan untuk membangun seni dan budaya itu sendiri," kata Ngartini.

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS