PARBOABOA, Jakarta - Warga terdampak tambang Wadas yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) mengingatkan calon presiden yang diusung PDI-P Ganjar Pranowo agar eling ibu bumi atau ingat bumi pertiwi.
Pesan ini mereka suarakan saat merayakan lebaran ketupat dengan menggelar aksi di tapak pembukaan akses jalan menuju lokasi tambang andesit di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (26/4)
“Kita minta kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sekarang menjadi Calon Presiden agar eling kepada Ibu Bumi,” ujar Talabudin, anggota Gempadewa di lokasi aksi.
Aksi ini digelar sebagai pengingat dan perlawanan agar pemerintah tidak terus-menerus memaksa warga Wadas untuk menyerahkan tanahnya yang akan dijadikan tambang batuan endesit sebagai bahan material pembangunan Bendungan Bener.
Songidah, seorang perempuan Wadas mengingatkan agar warga hati-hati menerima tawaran bantuan dari pemerintah. Ia kawatir bantuan itu merupakan jebakan.
“Pemerintah terus berupaya melemahkan perjuangan warga melawan rencana tambang andesit,” ujarnya.
Sejak 2017 warga konsisten menolak rencana pertambangan. Dalam suasana lebaran pun mereka terus menyuarakan perjuangan menolak menyerahkan tanah mereka untuk dijadikan tambang.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqodas mempertanyakan dengan keras kebijakan pemerintah di Wadas.
"Apakah Pemerintah Pusat dan Pemda Jateng akan terus bersikap radikal dan memaksakan nafsu kuasanya untuk melakukan aktivitas pertambangan yang sangat merugikan rakyat & mengancam keberlangsungan alam kita?,” tegasnya lewat pesan whatsapp, Kamis (27/4).
Ia mengingatkan Jokowi dan Ganjar agar jangan menjadikan rakyat sebagai sapi perah politik dalam setiap pilkada, terlebih pilpres tahun depan.
Bagi warga sulit untuk memaafkan pemimpin perusak lingkungan yang telah menghilangkan ruang hidup, nilai-nilai sejarah dan mengancam masa depan anak cucu warga Wadas
Hingga saat ini warga Wadas tetap konsisten menolak tegas tawaran konsinyasi dan segala bentuk intimidasi serta pemaksaan untuk menyerahkan tanah mereka.
Terkait penolakan tersebut, Gempadewa dengan tegas menyatakan: tidak memaafkan Ganjar Pranowo sebagai pemimpin yang telah merusak alam Desa Wadas dan Kendeng, mendoakan Ganjar Pranowo agar segera bertaubat dan Eling Ibu Bumi Wadas dan Kendeng, warga Wadas akan terus berkomitmen untuk selalu menjaga alam Desa Wadas tetap lestari.
Mereka juga menuntut pemerintah, pemrakarsa, dan Ganjar Pranowo agar tidak melakukan konsinyasi dan intimidasi serta pemaksaan penyerahan tanah terhadap warga Wadas secara sepihak
Terkait kekerasan terhadap warga, mereka menuntut Ganjar Pranowo bertanggung jawab terhadap kekerasan pada tanggal 23 April 2021 dan 8 Februari 2022 serta kerusakan alam Desa Wadas sebelum mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia