PARBOABOA, Jakarta – Perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut hingga sekarang membuat harga gandum dalam negeri melonjak karena impor tersendat.
Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) melihat adanya berkah di tengah kenaikan harga gandum di pasar internasional.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, produk substitusi gandum seperti singkong, sagu, dan sorgum, yang dihasilkan petani Indonesia bisa masuk ke pasar internasional dan banyak diminati.
“Justru ini berkah, karena harga gandum dalam negeri (ikut) naik, jadi kesempatan untuk singkong, sagu, dan sorgum masuk ke pasar internasional dan jadi diminati," ungkap Suwandi dalam webinar bertajuk Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi, Rabu (3/8).
Suwandi menerangkan, ekspor singkong dan produk turunannya pada tahun 2021 naik hampir 300 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
"Ini terbukti, ekspor singkong dan turunannya tahun 2021 naik hampir 300 persen dibanding 2020. Itu gambarannya bagaimana singkong saja, satu komoditas," imbuhnya.
Oleh karena itu, Suwandi berkata pertanian cukup solid saat menghadapi guncangan pandemi Covid-19, iklim ekstrem, konflik Rusia-Ukraina, dan ancaman krisis pangan dan energi.
“PDB (Produk Domestik Bruto) sektor pertanian tumbuh positif terus di saat sulit,” jelasnya.
Selain PDB, Suwandi melihat adanya pertumbuhan ekspor pada sektor pertanian. Pihaknya melaporkan, ekspor pertanian di tahun 2020 mencapai Rp 450 triliun atau naik sekitar 15 persen dibanding tahun 2019. Dia memprediksi pada tahun 2022 kinerja ekspor pertanian akan mengalami peningkatan.
"Ekspor sektor pertanian total naik tinggi. Contoh ekspor 2020 ekspor pertanian total sekitar Rp450 triliun, itu naik 15 persen lebih dibanding tahun sebelumnya. 2021 ekspor naik Rp625 triliun, naiknya 38 persen, ini tanda baik. Di 2022 juga ekspor produk pertanian naik yang didominasi sektor perkebunan," pungkasnya.