parboaboa

Hari Pengungsi Sedunia: Momentum Merawat Solidaritas

Norben Syukur | Nasional | 20-06-2024

Ilustrasi para pengungsi etnis Rohingya di Aceh (Foto: Dok, Kementerian PANRB)

PARBOABOA, Jakarta - Hari Pengungsi Sedunia (World Refugee Day) diperingati secara global setiap tahun pada tanggal 20 Juni.

Peringatan ini bertujuan untuk menghormati jutaan orang yang harus meninggalkan rumah mereka akibat konflik, penganiayaan, atau bencana alam.

Acara tahunan ini juga mengingatkan kita akan ketangguhan para pengungsi sambil membangun empati dan pemahaman terhadap penderitaan mereka.

Selain itu, Hari Pengungsi Sedunia menjadi momen penting untuk menyoroti isu-isu krusial terkait hak asasi manusia, hukum internasional, dan kerja sama global.

Sejarah Hari Pengungsi Sedunia

Awalnya, Hari Pengungsi Sedunia ditetapkan untuk menghormati kontribusi dan penderitaan para pengungsi di Afrika.

Hari Pengungsi Sedunia baru memperoleh pengakuan global pada tahun 2001. Dewan Umum PBB kemudian secara resmi menetapkan tanggal 20 Juni sebagai hari peringatan pengungsi.

Sejak saat itu, peringatan ini telah berkembang menjadi kesempatan yang kuat untuk meningkatkan kesadaran, memobilisasi dukungan, dan merayakan ketahanan serta kontribusi para pengungsi di seluruh dunia.

Hari tersebut menjadi alarm penting akan dampak konflik, penganiayaan, dan bencana alam terhadap kemanusiaan, dengan menyoroti pengalaman para pengungsi.

Melalui narasi, diskusi, dan kampanye advokasi yang berdampak, peringatan Hari Pengungsi Sedunia menumbuhkan empati dan pemahaman untuk menentang stereotip, serta menyoroti keterampilan dan aspirasi yang dibawa oleh pengungsi ke tempat tujuan mereka.

Hari Pengungsi 2024

Hari Pengungsi Sedunia diperingati setiap tahun di seluruh dunia dengan tema khusus yang menyoroti berbagai aspek krisis pengungsi.

Untuk tahun 2024, tema yang ditetapkan oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi/United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) adalah "For a World Where Refugees are Welcomed" (Untuk Dunia di Mana Pengungsi Diterima).

Tema ini menekankan pentingnya inklusi dan dukungan bagi pengungsi, memastikan mereka diterima dan diintegrasikan ke dalam komunitas

Tujuannya,supaya memungkinkan mereka membangun kembali kehidupan dengan penuh harapan dan bermartabat.

Terkait dengan tema ini, badan kesehatan dunia (WHO) menekankan pentingnya menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan memastikan perawatan yang adil bagi pengungsi di seluruh dunia.

WHO menyoroti pentingnya solidaritas dan kesehatan, merayakan ketahanan pengungsi, dan mengadvokasi hak-hak kesehatan mereka.

Selain itu, WHO berupaya menciptakan dunia di mana setiap orang, terlepas dari status migrasinya, memiliki akses universal terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.

Menurut halaman resmi UNHCR, pada pertengahan tahun 2023, lebih dari 110 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi, dengan 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Sebanyak 75 persen dari seluruh pengungsi tersebut ditampung di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Pengungsi tidak hanya sebagai penerima layanan, tetapi juga sebagai kontributor aktif terhadap sistem kesehatan secara global.

Pentingnya Hari Pengungsi Sedunia

Hari Pengungsi Sedunia pun menjadi penting karena berbagai alasan, di antaranya:

1. Meningkatkan Kesadaran: Hari ini menarik perhatian global terhadap penderitaan para pengungsi serta kebutuhan mendesak mereka akan perlindungan dan bantuan.

2. Mempromosikan Solidaritas: Hari ini menumbuhkan rasa solidaritas dan empati terhadap para pengungsi, mendorong masyarakat untuk mendukung dan menyambut mereka dengan tangan terbuka.

3. Advokasi Hak: Hari ini digunakan untuk mengadvokasi hak dan kesejahteraan pengungsi, menekankan pentingnya perlakuan adil dan akses terhadap layanan penting bagi mereka.

4. Menyoroti Kontribusi: Hari ini juga merayakan kontribusi positif para pengungsi terhadap negara dan komunitas yang menjadi tuan rumah mereka.

5. Mendorong Tindakan: Hari ini memotivasi pemerintah, organisasi, dan individu untuk mengambil tindakan nyata dalam mendukung pengungsi serta berupaya mencapai solusi berkelanjutan.

Dengan kesadaran tersebut, momentum ini hendaknya berperan dalam menciptakan lingkungan yang penuh kasih dan suportif bagi para pengungsi, serta memastikan mereka diperlakukan dengan bermartabat dan terhormat.

Perjuangan Hak Pengungsi

Hari Pengungsi Sedunia juga merupakan momen penting untuk memperjuangkan hak-hak pengungsi yang telah diatur dalam Konvensi Pengungsi tahun 1951.

Hak-hak ini mencakup prinsip-prinsip dasar untuk mencari suaka, mengakses layanan penting, dan membangun kembali kehidupan yang bermartabat serta aman.

Menjunjung tinggi hak-hak ini sangat penting untuk melindungi pengungsi dan memastikan keterlibatan mereka dalam upaya global menuju perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan.

Hari Pengungsi Sedunia tahun 2024 menyerukan upaya bersama untuk mencapai solusi jangka panjang terhadap konflik dan masalah pengungsian global.

Laporan UNHCR juga mendesak pemerintah, organisasi, dan individu untuk membangun solidaritas dengan pengungsi.

Di sisi lain, perlu adanya advokasi kebijakan dan tindakan yang menjunjung tinggi hak-hak mereka serta menciptakan dunia yang lebih inklusif dan ramah.

Pengungsi di Indonesia

Hingga kini, Indonesia belum meratifikasi Konvensi 1951 tentang Pengungsi.

Walau demikian, Indonesia telah lama memiliki tradisi menerima pengungsi dan individu yang membutuhkan perlindungan internasional.

Berdasarkan data dari UNHCR Indonesia, saat ini terdapat sekitar 12.295 pengungsi yang terdaftar di kantor UNHCR di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, 29 persen adalah anak-anak.

Ada 227 anak yang tidak didampingi oleh orang tua atau kerabat dewasa lainnya, serta 106 anak yang terpisah dari orang tuanya.

Antara Januari hingga Desember 2023, sebanyak 1.752 pengungsi Rohingya mendarat dari 11 perahu di berbagai lokasi di Aceh dan Sumatera Utara.

Dari total tersebut, sekitar 10.543 adalah pengungsi dan pencari suaka, termasuk sekitar 5.980 warga Afghanistan, 2.063 warga Myanmar, 1.170 warga Somalia, 536 warga Irak, 449 warga Yaman, dan lainnya.

Dari total populasi dewasa, 72 persen adalah laki-laki dan 28 persen adalah perempuan.

Editor : Norben Syukur

Tag : #Hari Pengungsi Sedunia    #World Refugee Day    #Nasional    #PBB    #Pengungsi di Indonesia    #UNHCR   

BACA JUGA

BERITA TERBARU