PARBOABOA, Jakarta - Kasus hukum yang menimpa Nurindra B. Charismiadji, yang lebih dikenal sebagai Indra Charismiadji, juru bicara Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) dan politikus Partai NasDem, sedang menjadi sorotan.
Plh. Kepala Seksi Intelijen Kejari Jakarta Timur, Mahfuddin Cakra Saputra mengatakan bahwa ia ditahan terkait kasus penggelapan pajak.
Kasus ini juga melibatkan Ike Andriani, yang ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Keduanya dijadwalkan akan berada di dalam rumah tahanan selama 20 hari, dimulai dari 27 Desember 2023 hingga 15 Januari 2024.
Menurut pihak Kejari Jakarta Timur, Nurindra B. Charismiadji dan Ike Andriani diduga terlibat dalam Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Mereka disangkakan menerbitkan dan atau menggunakan faktur pajak yang tidak sesuai dengan transaksi sebenarnya selama tahun pajak Januari hingga Desember 2019.
Indra Charismiadji, sebagai pemilik PT Luki Mandiri Indonesia Raya, bersama Ike Andriani, pengelola PT yang sama, diduga sengaja tidak menyampaikan surat pemberitahuan masa PPN atau tidak menyetorkan PPN yang telah dipungut ke kas negara.
Tindakan ini diperkirakan menimbulkan kerugian pada pendapatan negara sebesar Rp1.103.028.418,00.
Profil Indra Charimiadji
Indra Charismiadji lahir di Bandung pada 9 Maret 1976. Dengan latar belakang keluarga pendidik, Indra Charismiadji mewarisi semangat untuk mencintai dan mengembangkan dunia pendidikan.
Sejak kecil, passion-nya sudah tertuju pada dunia pendidikan. Kecintaannya terhadap pendidikan menjadi kekuatan magnet yang menariknya untuk berkiprah dalam dunia edukasi.
Indra Charismiadji menempuh studi di the University of Toledo, negara bagian Ohio, Amerika Serikat, dan berhasil meraih gelar ganda di bidang keuangan dan pemasaran untuk jenjang strata satu.
Setelah itu, dia melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Dana University, Ottawa Lake, negara bagian Michigan, Amerika Serikat.
Dengan bekal pengalaman bekerja di beberapa perusahaan tingkat dunia di Amerika Serikat seperti Merril Lynch, Omnicare, dan Dana Corporation, pada tahun 2002, Indra memutuskan untuk kembali ke tanah airnya, Indonesia.
Keputusan ini tidaklah mudah, mengingat Indra sudah memiliki kehidupan yang mapan bersama keluarganya di Amerika Serikat.
Namun, tekadnya untuk mewujudkan cita-citanya memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia membawanya kembali ke tanah kelahirannya.
Indra Charismiadji kemudian aktif dalam mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia.
Peran penting Indra di Indonesia dimulai dengan memperkenalkan CALL (Computer-Assisted Language Learning) atau pembelajaran bahasa dengan bantuan komputer untuk pertama kalinya di berbagai lembaga pendidikan.
Kesuksesan implementasi CALL di ribuan institusi pendidikan membuat kepakaran Indra semakin dicari oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan pendidikan, sekolah, dan perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan.
Indra Charismiadji tidak hanya dikenal sebagai seorang praktisi pendidikan, tetapi juga sebagai pemerhati dalam Pembelajaran Abad 21 atau Edukasi 4.0.
Dengan kritis dan berani menyampaikan pendapat serta pemikirannya, Indra menjadi sosok yang inspiratif untuk perkembangan pendidikan di masa depan.
Dengan dedikasinya yang luar biasa terhadap dunia pendidikan, Indra Charismiadji terus menjadi agen perubahan yang mendorong inovasi dan transformasi dalam cara kita belajar dan mengajar.