PARBOABOA, Jakarta - Tindakan kontroversial Jepang yang melepaskan limbah air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik sepertinya berbuntut panjang.
Sebelumnya China merespons tindakan tersebut dengan melarang impor makanan laut Jepang.
Kini Rusia juga turut mempertanyakan keamanan makanan laut yang diimpor dari Negeri Sakura tersebut.
Keamanan ini akan berpengaruh pada keputusan Rusia dalam impor makanan laut Jepang selanjutnya.
Pengawas Keamanan Pangan Rusia, Rosselkhoznadzor pada Rabu (27/9/2023) mengatakan, saat ini semuanya masih dalam tahap pembahasan.
Rosselkhoznadzor telah mengirim surat ke Jepang pada Selasa (26/9/2023) tentang perlunya pembicaraan dan meminta informasi mengenai pengujian radiologi, termasuk tritium terhadap produk ikan yang diekspor pada 16 Oktober.
Nantinya, setelah negosiasi dengan Jepang tercapai, maka pemerintah Rusia akan segera mengambil keputusan akhir.
Sebagai informasi, pada tahun ini, Rusia telah mengimpor 118 ton makanan laut Jepang.
Tanggapan Jepang
Juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno pada Rabu (27/9/2023) mengatakan, Jepang akan membahasa surat yang disampaikan Rusia tersebut.
Dia juga menegaskan, limbah air PLTN tersebut aman setelah diolah untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, radionuklida yang sulit dipisahkan dari air.
Kandungan tersebut telah diencerkan ke tingkat yang diterima secara internasional sebelum dirilis ke samudera.
Matsuno juga mengingatkan kembali, Rusia juga merupkan anggota tim ahli Fukushima dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang pada Juli lalu memberi lampu hijau pada rencana pelepasan air limbah PLTN.
Sementara laporan terbaru pengujian air dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang yang diungkap pada Senin (25/9/2023) lalu mengatakan, hasil analisis air laut menunjukkan konsentrasi tritium berada di bawah batas bawah deteksi.
Ini artinya kandungan radiokatif tersebut tidak akan berdampak buruk pada air laut, kesehatan manusia dan lingkungan.
Sampel air laut diambil di 11 titik pengambilan pada 19 September lalu.
Jepang Buang Limbah Radioaktif ke Samudera Pasifik
Jepang melepaskan limbah air radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik pada tanggal 24 Agustus 2023 dan mengklaim pelapasan ini aman.
Ini merupakan bagian dari usaha menutup PLTN Fukushima Daiichi setelah mengalami kerusakan akibat tsunami pada 2011.
Pemerintah Jepang Operator PLTN Tokyo Electric Power (Tepco) melaporkan pelepasan pertama dimulai pada pukul 13.03 waktu setempat dan dijadwalkan berlangsung selama 17 hari, dengan total volume mencapai 7.800 meter kubik.
Hasil uji yang dirilis oleh Tepco pada hari yang sama menunjukkan, air yang dilepaskan mengandung sekitar 63 becquerel tritium per liter.
Angka ini berada di bawah batas air minimum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10.000 becquerel per liter.
IAEA telah menyimpulkan dampak pelepasan air radioaktif ini terhadap manusia dan lingkungan dapat diabaikan.
Selain itu, analisis independen juga telah mengonfirmasi, konsentrasi tritium dalam air jauh di bawah batas yang ditetapkan.