Joe Biden Mundur dari Pilpres, Mayoritas Mata Uang Asia Ditutup Melemah

Ilustrasi bursa perdagangan di Asia melemah sebagai dampak mundurnya Joe Biden dari pencalonan di Pilpres AS. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Beberapa agenda ekonomi penting yang dirilis di Asia pada hari ini tidak mampu menyelamatkan mayoritas bursa di Asia dari tekanan.

China secara mengejutkan justru memangkas besaran bunga pinjamannya (loan prime rate 1Y) menjadi 3.35 persen dari posisi sebelumnya di 3.45 persen.

Namun, terpantau Hang Seng yang mengalami penguatan hingga 1.25 persen pada perdagangan hari ini.

Mayoritas bursa di Asia lainnya juga ditutup di zona merah. Tetapi, untuk IHSG pada perdagangan hari ini mampu ditutup di zona hijau.

IHSG ditutup naik 0.38 persen di level 7.321,97, di mana investor asing membukukan transaksi jual bersih senilai 116 miliar.

Kebijakan China yang memangkas besaran bunga tersebut juga direspon positif oleh mata uang Yuan.

Terpantau, Yuan mengalami penguatan terhadap US Dollar, meskipun sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan termasuk mata uang Rupiah.

Kinerja Rupiah pada perdagangan hari ini ditransaksikan melemah di level 16.215 per US Dollar.

Pengunduran diri Joe Biden dari pencapresan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di China, namun menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan di Taiwan.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan dengan mundurnya Joe Biden, maka Donald Trump dinilai diuntungkan.

Sementara Trump baru-baru ini justru melontarkan pernyataan agar Taiwan membayar untuk biaya pertahanan ke AS.

Sehingga, mundurnya Joe Biden menjadi sentimen negatif bagi kinerja pasar keuangan di Taiwan.

Sementara itu, harga emas ditransaksikan relatif stabil di kisaran 2.402 US Dollar per ons troy pada perdagangan sore.

Jika dirupiahkan, harga emas ditransaksikan di kisaran level 1,26 juta per gram nya. Secara keseluruhan, harga emas dan pasar keuangan di awal pekan ini lebih banyak digerakkan oleh sentimen politis.

Sebelumnya, Gunawan Benjamin mengatakan diumumkannya pengunduran diri Joe Biden dan dukungan kepada wakil presidennya yaitu Kamala Harris untuk maju menggantikannya, membuat mayoritas pasar saham di Asia bergerak di zona merah.

“Seharusnya pekan ini menjadi pekan yang sangat tenang karena minim agenda ekonomi,” ujar Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Senin (22/07/2024).

Dalam sepekan ke depan, pasar keuangan tidak akan banyak dibanjiri agenda ekonomi penting.

Dari tanah air di awal pekan ini akan ada rilis data investasi asing langsung dan data jumlah uang beredar (M2).

Selain itu, China juga akan merilis data investasi asing langsung pada hari ini, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa rilis data tersebut bisa saja di reschedule.

“Agenda ekonomi lainnya adalah rilis data pemesanan barang tahan lama (durable goods order) AS, serta rilis data pertumbuhan ekonomi AS (Q2) dan data inflasi konsumen AS di akhir pekan,” jelas Gunawan Benjamin.

Selebihnya, pasar keuangan akan lebih banyak mengandalkan sentimen teknikal. Di tengah minimnya katalis pasar pada sepekan ke depan, pasar keuangan berpeluang untuk bergerak sangat volatile.

Pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat di level 7.316. Dan selama sepekan ke depan berpeluang bergerak dalam rentang 7.250 hingga 7.350.

Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan pagi terpantau melemah di level 16.230 per US Dollar.

Di sisi lain, harga emas terpantau mengalami berada di kisaran 2.406 US Dollar per ons troy nya. Harga emas masih kesulitan untuk melanjutkan tren penguatan, setelah sebelumnya sempat diuntungkan dengan sikap Bank Sentral AS yang lebih lunak.

Sejauh ini, harga emas diproyeksikan akan stabil di kisaran level 2.400 hingga 2.450 dalam jangka pendek.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS