PARBOABOA – Kapitalis merupakan salah satu sistem ekonomi yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan dan pendapatan di dunia saat ini. Sistem ini telah diterapkan sejak zaman dahulu.
Menurut Jurnal Center For Open Science, kapitalis adalah sistem ekonomi di mana bisnis memiliki kepemilikan atas sarana produksi dan distribusi, yang dimanfaatkan untuk mencapai keuntungan sesuai dengan target yang diinginkan oleh masyarakat.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, individu dan perusahaan memiliki hak penuh untuk memiliki, mengoperasikan, dan menjalankan bisnis mereka tanpa campur tangan pemerintah.
Sistem ini memberikan kebebasan kepada pelaku bisnis untuk mengejar keuntungan dengan cara yang mereka pilih, menciptakan produk dan layanan inovatif, serta bersaing di pasar yang kompetitif.
Ekonomi kapitalis juga menjadi mesin utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia. Namun, perlu diingat bahwa sistem ini juga memiliki beberapa kritik dan dampak yang perlu dipertimbangkan.
Dalam artikel kali ini, Parboaboa akan mengulas tentang konsep kapitalisme secara lengkap. Yuk, simak sampai selesai ya!
Apa Itu Kapitalis?
Secara umum, kapitalis adalah suatu istilah yang merujuk kepada individu atau organisasi tertentu yang memiliki modal besar dalam aktivitas ekonomi, seperti pemilik perusahaan besar di suatu wilayah.
Prinsip dasar kapitalis adalah mereka berupaya untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Konsep kapitalis berakar dari ideologi kapitalisme, yang menganjurkan partisipasi swasta dalam ekonomi suatu negara.
Pihak swasta ini bisa berupa perusahaan atau individu dengan sumber daya finansial atau aset yang signifikan. Dengan demikian, pemerintah memiliki keterbatasan dalam campur tangan dalam aktivitas pasar untuk mencapai keuntungan bersama.
Defenisi Kapitalis Menurut Para Ahli
Max Weber mendefinisikan kapitalis sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan melalui aktivitas ekonomi dengan fokus utama pada perputaran modal yang berkelanjutan.
Kapitalisme memberikan kebebasan bergerak yang berbeda dengan sosialisme. Sosialisme cenderung mengarah pada distribusi kesejahteraan dan kepemilikan kolektif tanpa hak pribadi, sedangkan kapitalis mendorong hak pribadi.
Di sisi lain, Adam Smith mengungkapkan pandangannya bahwa kapitalis adalah sistem ekonomi yang minim campur tangan pemerintah. Dalam hal ini, kaum kapitalis adalah oknum yang memiliki kebebasan lebih besar dalam membentuk kebijakan dan mekanisme pasar.
Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sebagai suatu sistem sosial yang melibatkan perkembangan individualisme sebagai bagian integralnya.
Bagus (1996) menjelaskan bahwa kapitalis adalah sistem ekonomi yang menekankan peran modal, termasuk berbagai jenis kekayaan yang digunakan dalam produksi barang lainnya.
Menurut Ir. Soekarno, kapitalis adalah sistem sosial dan ekonomi yang muncul dari cara produksi yang memisahkan buruh dari alat produksi dalam masyarakat.
Asal Usul Terbentuknya Kapitalis
Kapitalisme berasal dari gabungan kata "capital," yang mengacu pada modal atau aset produksi seperti tanah dan uang, dan "isme," yang merujuk pada suatu paham atau ajaran.
Oleh karena itu, kapitalis dapat dijelaskan sebagai suatu sistem ekonomi politik yang cenderung menuju akumulasi kekayaan secara individu tanpa campur tangan pemerintah atau kerajaan.
Karl Marx adalah tokoh ekonomi yang memperkenalkan konsep kapitalis, dengan definisinya bahwa pemilik modal (kapital) memiliki hak penuh terhadap kepemilikan mereka.
Dudley Dillard mengidentifikasi tiga tahap perkembangan kapitalis, yaitu kapitalis awal, kapitalis klasik, dan kapitalis lanjutan dengan uraian sebagai berikut:
1. Kapitalis Awal (1500-1750)
Pada tahap ini, institusi pasar mulai muncul pada abad ke-16, dan perdagangan internasional antar pusat-pusat kapitalisme dunia berkembang.
Dalam ekonomi kapitalis, pasar memiliki peran utama dalam menyelesaikan permasalahan produksi, konsumsi, dan distribusi. Ini diperkuat dengan munculnya industri tekstil di Inggris, yang menjadi pelopor kapitalisme.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan modal pada tahap ini meliputi dukungan agama terhadap kerja keras dan sikap hemat, pengaruh logam mulia terhadap pendapatan melalui upah, laba, dan sewa, serta peran negara dalam membantu pembentukan modal.
2. Kapitalis Klasik (1750-1914)
Pada fase ini, kapitalis mengalami perubahan dari monopoli kapital menjadi kapital industri, yang terjadi seiring dengan munculnya Revolusi Industri di Inggris.
Dengan demikian, kapitalis memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi melalui akumulasi pembaharuan. Prinsip laissez-faire, yang menekankan pasar bebas, menjadi fondasi kapitalisme pada masa ini (Zainol dan Mahyudi, 2020).
3. Kapitalisme Lanjut (Pasca 1914)
Pada tahap ini, kapitalis mulai berkembang pesat, ditandai oleh tiga momentum kunci. Pertama, kesadaran bangsa Asia dan Afrika terhadap penjajahan Eropa memicu perlawanan. Kedua, terjadi perpindahan kepemilikan aset dari Eropa ke Amerika.
Ketiga, Revolusi Bolshevik Rusia mengguncang prinsip dasar kapitalisme seperti kepemilikan individu atas sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan, dan agama.
Eksploitasi, akumulasi, dan ekspansi menjadi sifat dasar kapitalisme yang telah menindas sejak awal kemunculannya (Zainol dan Mahyudi, 2020).
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu hal yang didasarkan pada beberapa pilar utama, antara lain hak milik swasta, konsep yang mengatur pasar, individualisme ekonomi, dan persaingan pasar.
Jenis-jenis Kapitalis
Sistem ekonomi memiliki berbagai varian di seluruh dunia, sehingga mempengaruhi cara kerja pasar dan ekonomi dalam beroperasi di negara tertentu. Beberapa jenis kapitalis adalah sebagai berikut:
1. Ekonomi Pasar Terkoordinasi
Jenis kapitalis ini mengutamakan kebebasan ekonomi, tetapi memerlukan koordinasi dari lembaga-lembaga tertentu.
Contoh lembaga ini adalah serikat pekerja dan asosiasi bisnis, yang bertugas mengatur dan mengawasi peraturan, interaksi, serta hubungan antar perusahaan. Negara yang menerapkan sistem ini termasuk Jepang dan Swedia.
2. Ekonomi Pasar Liberal
Dalam ekonomi pasar liberal, ideologi kapitalis adalah sebuah sistem yang memberikan kebebasan kepada daerah-daerah untuk mengelola dan mengatur pasar ekonomi mereka sendiri, tetapi tetap berada di bawah peraturan pusat.
Ini berarti desentralisasi di mana setiap daerah memiliki kebebasan untuk mengembangkan aspek kapitalisme sesuai dengan kebutuhan mereka. Negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat menerapkan sistem ini.
3. Kapitalisme Wirausaha
Jenis kapitalis ini memberikan perusahaan dan pengusaha kontrol atas perkembangan pasar dan menentukan peraturannya.
Produk dan inovasi utama muncul dari ide-ide mereka, yang kemudian menghasilkan keuntungan dan menciptakan lapangan kerja berdasarkan permintaan pasar.
4. Kapitalis Oligarki
Kapitalisme oligarki tidak memberikan kebebasan ekonomi sepenuhnya kepada non-pemerintah. Proyek-proyek besar masih menjadi milik perusahaan negara dengan tujuan melindungi populasi kecil dan warga biasa yang tidak memiliki modal besar.
5. Kapitalis yang Dipandu Negara
Jenis kapitalis ini mirip dengan kapitalisme oligarki, di mana pemerintah tetap memiliki peran penting dalam mengatur ekonomi.
Pemerintah menentukan sektor mana yang perlu mendapatkan dorongan ekonomi dan kemudian membuka tender baik untuk perusahaan milik negara maupun swasta.
6. Kapitalis Perusahaan Besar
Di sini, perusahaan besar mendominasi berbagai sektor usaha, seperti makanan, kesehatan, dan minyak. Mereka memonopoli produksi produk-produk tertentu yang sangat penting dan ini memiliki dampak besar pada ekonomi.
Ciri-ciri Kapitalis
Melansir dari jurnal Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar, beberapa ciri- ciri dari sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:
1. Hak Milik Pribadi
Salah satu elemen penting dalam sistem kapitalis adalah hak milik perorangan. Dalam sistem ini, konsep hak milik berfungsi secara pribadi, yang berarti individu memiliki hak penuh atas harta benda mereka.
Hal ini mendorong individu untuk memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki sebaik mungkin, dan memengaruhi distribusi pendapatan dalam masyarakat.
2. Kebebasan Ekonomi dan Persaingan Bebas
Kapitalis sistem ekonomi yang memberikan hak kepada setiap individu untuk mendirikan, mengorganisasi, dan mengelola perusahaan sesuai dengan keinginan mereka.
Individu juga memiliki kebebasan untuk terlibat dalam berbagai bidang bisnis dan mencari sebanyak mungkin keuntungan. Negara tidak boleh campur tangan dalam aktivitas ekonomi kecuali jika aktivitas tersebut melanggar hukum yang berlaku.
Persaingan bebas dianjurkan dalam mencari keuntungan, baik antara produsen dalam produksi produk, penyalur produk, karyawan yang mencari pekerjaan, dan bahkan antara pemilik modal.
3. Fokus pada Kepentingan Pribadi
Dalam kapitalis, individu cenderung fokus pada kepentingan pribadi mereka. Aktivitas individu dianggap tidak akan mengakibatkan kekacauan, malahan diyakini akan membawa kemakmuran bagi negara.
Seperti yang dikatakan oleh Adam Smith, orang-orang tidak berkontribusi karena kemurahan hati, tetapi karena kepentingan pribadi mereka sendiri.
4. Regulasi oleh Mekanisme Pasar
Harga setiap barang dalam kapitalis ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar. Ini berarti bahwa harga berubah sesuai dengan tingkat permintaan dan penawaran yang bebas.
5. Campur Tangan Pemerintah yang Minim
Pemerintah memiliki peran minimal dalam sistem ekonomi kapitalis. Fokus utama sistem kapitalis adalah memberikan kebebasan kepada pemodal untuk mengembangkan usaha mereka. Pihak swasta mengelola banyak aspek ekonomi.
Termasuk pembangunan infrastruktur, sementara pemerintah biasanya terlibat dalam pembuatan regulasi dan pengumpulan pajak untuk membiayai program kesejahteraan masyarakat.
Kelebihan Sistem Kapitalis
Beberapa kelebihan dari sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:
- Kapitalis mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lingkungan kompetitif di pasar yang terbuka. Hal ini memberikan individu peluang yang lebih baik untuk meningkatkan pendapatan mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
- Dalam sistem ekonomi, individu memiliki banyak opsi bisnis yang dapat dipilih. Ini memungkinkan pemanfaatan sumber daya dan distribusi barang yang lebih efisien.
- Masyarakat memiliki kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadi mereka sendiri, yang mendorong inisiatif dan perkembangan individu. Hal ini juga mendorong masyarakat untuk bersaing dalam perdagangan.
- Keuntungan dari ideologi kapitalis adalah bahwa tenaga, waktu, dan biaya yang dikeluarkan untuk pengawasan politik dan sosial dapat diminimalkan, karena sistem ini mengutamakan kebebasan individu dalam berbisnis.
- Pertumbuhan ekonomi dalam kapitalisme cenderung berlangsung dengan cepat, dan distribusi barang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
- Individu yang berbisnis dalam sistem kapitalisme biasanya dihargai atas usaha dan inisiatif mereka dalam mencapai kesuksesan ekonomi.
Dampak Adanya Kapitalis
Di balik kelebihan dari penerapan sistem kapitalis, terdapat juga beberapa dampak negatif yang ditimbulkannya, di antaranya:
- Ekonomi kapitalis dapat menciptakan persaingan pasar yang tidak sehat, yang mungkin merugikan beberapa pihak.
- Dalam kapitalis, seringkali ekonomi diorientasikan pada aspek materi. Perusahaan sering melihat ekonomi dari perspektif yang sangat materialistik.
- Hasil dari sistem ini bisa berupa distribusi kekayaan yang tidak merata, dengan sebagian kekayaan hanya dimiliki oleh sekelompok kecil orang.
- Ekonomi kapitalis juga dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya alam demi mencapai keuntungan besar.
- Dalam sistem ini, uang sering kali beredar di tangan segelintir orang, yang menyebabkan ketidaksetaraan dalam kekayaan dan kekuasaan, sehingga tidak semua orang dapat menikmati manfaatnya.
Contoh Kapitalis
Dalam kehidupan sehari-hari, kapitalisme bisa diamati dalam berbagai bentuk. Beberapa contoh sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:
- Supermarket dan minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional, menunjukkan pilihan konsumen untuk berbelanja dengan lebih banyak opsi.
- Inovasi perusahaan teknologi telah mendorong konsumsi dengan memudahkan akses ke berbagai produk dan layanan.
- Eksploitasi pertambangan terjadi dengan tujuan mencapai keuntungan besar dari sumber daya alam.
- Pasar saham memungkinkan perdagangan saham dengan tujuan meningkatkan modal, dan setiap orang dapat berpartisipasi, baik individu maupun perusahaan keuangan.
- Keberadaan berbagai pesaing dalam berbagai sektor bisnis menandakan adanya kompetisi yang sehat di pasar.
Dalam kesimpulannya, penting untuk mencapai keseimbangan antara kebebasan ekonomi dan kepentingan sosial dalam penerapan sistem kapitalis.
Pemahaman yang baik tentang sistem ekonomi kapitalis adalah salah satu poin penting untuk mengenali peran dan karakteristiknya dalam konteks perkembangan ekonomi dan sosial suatu negara.