PARBOABOA, Jakarta – Tanah Air saat ini tengah dilanda El Nino, fenomena cuaca yang dapat memicu terjadinya kekeringan secara umum dan kurangnya curah hujan di wilayah Indoneisa.
Akibatnya, banyak wilayah terutama hutan di Indonesia yang mengalami kekeringan hingga rentan akan kebakaran (karhutla).
Kasus terbaru pun terjadi di lahan milik Pondok Pesantren Modern Ma’arif Nahdlatul Baturaja, Desa Air Paoh, Kec. Baturaja Timur, Kab. Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan pada Kamis, (24/8/2023) pukul 14.15 WIB.
Pihak aparat kemanan dan Pemadam Kebakaran kemudian berjibaku berupaya memadamkan api agar tidak menyebar ke lahan lain dan menimbulkan bencana kabut asap.
Pemadaman dilakukan menggunakan dua unit mobil Damkar dan selesai sekitar pukul 15.15 WIB. Berutung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Kepala Polres OKU, AKBP Arif Harsono, belum dapat memastikan penyebab pasti dari karhutla itu. Namun, dari dugaan awal, lahan seluas setengah hektare ini terbakar karena puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh warga.
Mengantisipasi kejadian serupa, Arif mengimbau agar seluruh warga di Kab. OKU untuk tidak membuang puntung rokok di lahan yang mudah terbakar.
Selain itu, warga juga dilarang keras untuk membuka lahan dengan cara dibakar karena dapat menyebabkan karhutla.
Menurut dia, apabila ada warga yang ketahuan melakukan hal tersebut, maka akan ada sanksi tegas bagi setiap pelakunya.
4 Peristiwa Karhutla Terjadi di OKU Sepanjang 2023
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatra Selatan mencatat bahwa telah terjadi sebanyak 4 kali karhutla sejak Januari-Juli 2023.
Karhutla ini melanda 4 kecamatan, yakni Sinar Peninjauan, Lubuk Batang, Semidang Aji, dan Lengkiti dengan luas lahan yang terbakar kurang lebih mencapai 10 hektare.
Kepala BPBD Kab. OKU, Hemni Rusdi, mengatakan bahwa secara umum insiden tersebut disebabkan oleh kelalaian masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangan hingga memicu kebakaran di lahan pertanian.
Beruntung, tak ada korban jiwa dalam empat peristiwa kasrhutla itu karena api dengan cepat dipadamkan oleh tim BPBD dan aparat kepolisian setempat.
Tambahan informasi, dilansir dari laman Presiden RI, El Nino sendiri adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Di mana, pemanasan SML ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah serta mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Karenanya, fenomena El Nino dikatakan dapat memicu terjadinya kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.