PARBOABOA, Jakarta - Amerika Serikat (AS) telah menanggapi perlunya regulasi kecerdasan buatan (AI), meskipun agak terlambat dibandingkan dengan Eropa.
Popularitas ChatGPT, chatbot AI, yang meledak tahun lalu telah memicu perhatian pembuat undang-undang dan regulator AS terhadap perlunya aturan yang terkait dengan AI, yang harus memberikan manfaat dan menghindari potensi risiko.
Langkah-langkah yang diambil termasuk diselenggarakannya AI Insight Forum oleh senator AS di US Capitol, Washington DC pada Rabu (13/9/2023).
Ini merupakan pertemuan pertama dari serangkaian agenda serupa yang akan digelar di masa mendatang. Forum ini merupakan bagian dari program pelatihan teknologi bagi anggota Kongres AS.
Forum ini dipandu oleh pemimpin Senat, Chuck Schumer, seorang anggota Partai Demokrat dari New York.
Sejumlah tokoh utama dari perusahaan teknologi raksasa juga hadir seperti Elon Musk dari Tesla dan X, Sundar Pichai dari Google, Mark Zuckerberg dari Meta, Bill Gates pendiri Microsoft, Sam Altman dari OpenAI, Satya Nadella dari Microsoft, dan Jensen Huang dari Nvidia.
Selain tokoh-tokoh teknologi, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pemimpin serikat pekerja dan perwakilan dari luar pemerintahan dan dunia bisnis.
Schumer mengakui adanya kekurangan pengetahuan teknologi di Kongres. Dia meminta para pemimpin teknologi, akademisi, dan kelompok kepentingan publik untuk membantu mendidik anggota Kongres tentang teknologi.
Pertemuan ini berlangsung tertutup termasuk bagi media. Namun Schumer meyakinkan, pertemuan serupa di masa depan kemungkinan besar akan bersifat publik.
Dia juga telah meminta beberapa kritikus terhadap perusahaan teknologi dari serikat pekerja dan kelompok masyarakat sipil untuk hadir.
Para eksekutif sebagian besar setuju tentang perlunya regulasi AI yang perlu mendapat perhatian. Mereka menyadari bahwa AI memiliki dampak transformatif dan berisiko.
Dalam forum tersebut, Mark Zuckerberg juga menyoroti pentingnya penelitian dan pengembangan AI open source, yang berarti bahwa kode sumber sistem AI tersedia untuk umum.
Zuckerberg berpendapat bahwa pendekatan open source dapat mendemokratisasi akses terhadap teknologi AI dan mendorong inovasi di masyarakat dan dunia bisnis.
Namun, pendapat berbeda muncul dalam forum tersebut, terutama terkait dengan keamanan. Jack Clark dari start-up AI, Anthropic, dan Bill Gates mengutarakan keprihatinan mereka bahwa AI yang bersifat open source dapat membawa risiko keamanan.
Itu memungkinkan pihak luar untuk mengakses informasi yang salah dan materi berbahaya melalui celah keamanan.