PARBOABOA, Medan - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Samosir (Permasi) menyalakan lilin saat aksi unjuk rasa di depan Polda Sumatra Utara (Sumut), Rabu (29/03/2023) petang.
Penyalaan ini lilin dipasang persis di depan foto almarhum Bripka AS, sebagai simbol berkabung atas kematiannya.
"Sebenarnya yang dihilangkan adalah keadilan, kita kehilangan keadilan di kampung kita sendiri," kata Ketua Permasi, Sirdo Sagala kepada Parboaboa.
Ia mengatakan Polda Sumut harus segera mengungkap berbagai kejanggalan dalam kasus kematian Bripka AS termasuk soal dugaan penggelapan pajak kendaraan.
"Masih dugaan adanya dalang-dalang atau oknum itu harus diungkap, karena memang yang terjadi di media banyak dugaan-dugaan ada keterlibatan beberapa pihak," pungkas Sirdo.
Amatan Parboaboa, usai menyampaikan aspirasinya massa membubarkan diri dengan tertib.
Sebelumnya, Bripka Arfan Saragih ditemukan terkapar tak bernyawa di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh sesama rekan polisinya pada 6 Februari 2023 lalu.
Polres Samosir yang bekerja sama tim ahli digital dan tim forensik menyebutkan kalau Bripka Arfan tewas karena meminum racun sianida.
Polisi membeberkan dekat jenazah mayat Bripka Arfan, ditemukan botol minuman bersoda berwarna keruh yang diduga telah dicampur dengan sianida dan juga ada botol lain diduga berisi serbuk racun.
Kapolres Samosir Yogie Hardiman menyampaikan kematian Bripka Arfan juga terkait dengan penyelidikan Sat Reskrim Polres Samosir mengenai dugaan penggelapan pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
Kasus penggelapan pajak kendaraan ini menyeret Bripka Arfan dan empat orang pegawai harian lepas Dispenda Samosir. Menurut Kapolres, tindakan penggelapan ini sudah terjadi sejak 2018. Total kerugian mencapai Rp2,5 miliar.