PARBOABOA, Jakarta - Produk olahan Indonesia meraih transaksi terbanyak pada pameran internasional di The 20th CAEXPO 2023 Tiongkok mencapai Rp96,1 miliar atau 90,28 persen dari total transaksi.
Selama pameran, produk Indonesia lainnya juga berhasil menarik perhatian buyer, di antaranya barang konsumsi sebesar Rp8,95 juta (8,41 persen), fesyen dan aksesori sebesar Rp706,74 juta (0,66 persen), furnitur sebesar Rp358,52 juta (0,34 persen), dan dekorasi rumah sebesar Rp333,30 juta (0,31 persen).
Secara total, Indonesia berhasil meraup potensi transaksi sebesar Rp106,45 miliar. Adapun potensi transaksi tersebut terdiri dari penjualan langsung sebesar Rp1,69 miliar dan kontrak dagang mencapai Rp104,77 miliar.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyampaikan bahwa nilai transaksi ini mencerminkan kemampuan produk Indonesia dalam bersaing di pasar global, mengingat tekanan dari negara-negara lain.
Selain itu, ini juga merupakan indikasi positif dalam pemulihan daya beli global setelah pandemi Covid-19.
Dalam konteks ini, perlu diperhatikan bahwa nilai transaksi berpotensi meningkat karena masih ada beberapa pembeli yang berminat melanjutkan transaksi di luar pameran.
Didi mengungkapkan, partispasi pada CAEXPO 2023 selaras dengan strategi peningkatan ekspor Indonesia, yakni memenangkan ekspor nonmigas di pasar Tiongkok ini, salah satunya dengan peningkatan diferensiasi produk yang ditawarkan.
Sebab, saat ini komoditas ekspor utama Indonesia ke Tiongkok mayoritas berasal dari produk pertambangan dan kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO).
Untuk itu, Paviliun Komoditas Indonesia di CAEXPO tahun ini hadir dengan memamerkan berbagai produk potensial di empat zona yaitu makanan dan minuman, aksesori fesyen dan perhiasan, furnitur dan dekorasi rumah, serta barang konsumsi, spa, herbal, dan kecantikan.
Lebih lanjut, pada pameran ini Indonesia menghadirkan 2 paviliun, terdiri atas Paviliun Komoditas yang menempati area seluas 2.160 meter di aula D15 dan Paviliun Nasional (City of Charm) dengan area seluas 160 meter di Aula B2.
Kemudian, Paviliun City of Charm diisi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang menampilkan ciri khas budaya dengan tema rumah adat Betang, mengangkat potensi investasi, perdagangan, dan pariwisata, serta menyuguhkan seni dan budaya Kalimantan Tengah.
Pada pameran ini, Paviliun Komoditas Indonesia diikuti 49 pelaku usaha yang tampil secara mandiri. Selain itu, paviliun ini juga menampilkan 49 pelaku usaha binaan dari 11 BUMN, serta 8 stan etalase produk potensial Provinsi Kalimantan Tengah.
Di sela pameran, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Beijing juga mengelar penjajakan kerja sama bisnis (business matching) pada Senin, (18/9/2023).
Kemendag memfasilitasi pertemuan 11 peserta pameran dengan 36 buyers Tiongkok dan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PT Azaki Food Internasional dengan Guangxi Hefaxing Trading.
Editor: Wenti Ayu